Laman

Rabu, 10 Oktober 2018

Pantai Pal Marinsow, Tertinggal Di Sudut Senja

Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur | ©jelajahsuwanto
Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur | ©jelajahsuwanto

 
Hiruk pikuk mengoyak kelembutan senja. Seorang ibu berjilbab hilir mudik meneriakkan sebuah nama. Juga, seorang bapak bercelana congkrang menyuarakan nama yang sama. Ya, mereka sepasang suami istri yang sedang mencari buah hatinya di Pantai Pal Marinsow.

“Saya tadi sudah naik di bis, pas mau jalan, baru sadar, anak saya tidak ada,” panik perempuan itu menjelaskan pada pelancong yang ingin tahu.

Satu hal yang harus kamu teladani dari orang Minahasa adalah rasa persaudaraannya. Torang Samua Basudara. Itu bukan slogan belaka, orang Minahasa sungguh menjiwainya. Semua ikut ambil bagian mencari anak yang hilang itu. 

Adalah kawasan pantai berpasir putih. Lazuardi sewarna langit memantul pada maha luas lautan. Rindu Keluarga Suwanto pada aroma laut, debur ombak dan putihnya pantai Sulawesi Selatan terobati di sini. Pantai Pal cukup mendekati keindahan pantai-pantai Bulukumba di Sulawesi Selatan. Di beberapa tempat pasir pantainya landai. Ada pula yang serupa tebing pasir, tempat favorit adek kecik berseluncur penuh keriaan. 

Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur, ujung ke ujung  | ©jelajahsuwanto
Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur, ujung ke ujung  | ©jelajahsuwanto
Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur, ujung ke ujung  | ©jelajahsuwanto
Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur, ujung ke ujung  | ©jelajahsuwanto

 
Hari itu baru pukul 11 siang, tapi sinar surya telah tumpah ruah. Cerah sekali, hingga sengatnya membakar kulit. Demi apa juga, datang ke pantai di siang bolong begini?

Beruntung, tadi ketika celingukan mencari parkir, Bapak tua berkulit coklat mengarahkan kami pada seorang kekar, yang juga sedikit tua. 

“Mau parkir dekat pondokan? Ikut saya. Kalau tidak cocok tidak apa-apa. Lihat saja dulu.” Sambutnya di muka parkiran. Buat orang baru seperti kami yang belum mengerti daerah tersebut, pasti manut saja.
Keluarga Suwanto lantas membuntuti motor si Bapak kekar.

"Ya, masuk sini, putar kanan, masuk. Ya, ke sini, ke sini, betul.” Pandunya mantap, menjawab wajah-wajah kebingungan di balik kaca mobil.

Secara, kami masih gumun, alias heran. Mengapa parkir mobil ko harus masuk di celah sempit, diantara dua pohon kelapa? Sementara masih banyak lahan kosong. Okelah, nurut saja, dilarang protes. 

Ternyata, di pantai Pal sewa pondok atau tenda dapat bonus all in parkir. Gratis, langsung di depannya.

“Ayo, ini pondoknya. Harga seratus ribu, bayar di muka.” Lugas sekali marketing Bapak ini.
“Tapi kami enggak perlu pondokan sebesar ini, Pak. Tidak adakah yang lebih kecil?” spontan saya menjawab.
“Tidak ada. Pondok ini lebih bagus karena alasnya dari kayu, beda dengan yang lain” sigap si Bapak meyakinkan.
 

Tenda & Pondok di Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
Tenda & Pondok di Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto

 
Sebenarnya kami lebih suka menikmati laut langsung dari pinggir pantai. Duduk beralaskan pasir, berkecipak-kecipuk air asin. Tawaran pondok ini memang tak menarik buat kami. Lebih karena segan saja pada si Bapak yang begitu antusias.

“Bagaimana kalau 75ribu?” sisi ke-ibu bangsa-an saya muncul.
“Jangan. 100ribu tidak bisa ditawar.” si Bapak tetap pada harga yang dipatoknya.

Aha, suami melihat tenda payung di muka pondok. Jaraknya lebih dekat dengan pantai. Sempurna untuk kami berempat. 

“Kalau tenda yang di depan itu, punya siapa, Pak? Disewakan juga?” Suami kalem bertanya.
“Boleh noh di sana. 50ribu saja. Nanti kalau hujan, boleh jo pindah ke pondok ini.” Respon si Bapak cepat dan mantap.

Yess, akhirnya semua happy. Si Bapak mendapat uang sewa. Keluarga Suwanto mendapat view laut yang lebih baik daripada di pondokan. 

Di bawah tenda payung ini terdapat meja dan kursi-kursi kayu. Cukup sekali untuk menaruh barang, bahkan selonjoran kaki.
 




Pantai Pal Marinsow secara administratif berada di Desa Marinsow, Kecamatan Likupang Timur, Minahasa Utara. Dari Manado, Google Maps memberi arahan jarak tempuh sekitar 58 km, 1 jam 31 menit.

Hari itu memang lancar jaya. Hampir tepat 1,5 jam kami tiba di portal masuk menuju pantai Pal. Pos penjagaan pantai Pal masih dikelola warga setempat.  

Biaya masuk dihitung berdasarkan kendaraan, bukan per orang. Mobil seharga 10ribu dan motor 5ribu. 
 

Perjalanan menuju Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
Perjalanan menuju Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto


Di postingan Jelajah Suwanto sering disinggung kalau jalanan di Minahasa itu sudah beraspal, cukup bagus, tapi kecil, mepet dua mobil saja. Selain itu, kontur jalannya turun naik berkelak-kelok. Foto di atas menjadi ilustrasi bagaimana kesabaran pak sopir alias Pak suami diuji. Kapan si dia harus punya timing yang akurat untuk nyalip.

Sebagai informasi, saat kami pergi bulan lalu, sebelum masuk wilayah Likupang, beberapa jalan sudah berlubang. Berhati-hatilah saat berkendara.  

Belum banyak orang yang datang ke pantai saat kami tiba. La iyalah, siapa juga yang mau sunbathing di panas seterik itu? 
Namun jangan kaget, semakin siang semakin banyak pelancong datang. Umumnya dalam rombongan besar. Benar, jika dikatakan pantai Pal termasuk primadona wisata di Likupang Timur. 

Dengan harga masuk yang relatif terjangkau, fasilitas wisatanya tidak mengecewakan. Bisa dikatakan terkelola dengan baik meski diatur oleh warga sekitar bukan pemerintah. 
 

Tebing Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
Tebing Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
Pasir Putih yang panjang Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto

 
“Nanti kalau mau mandi, ada di toilet di seberang sana. Kalau butuh minuman atau makanan, ada warung di muka sini.” Si Bapak kekar tadi bertuah pada kami, menunjukkan letak toilet dan warung makan.

Ah, padahal kami pikir Pantai Pal masih seperti Bukit Pulisan dan Pantai Surabaya yang minim fasilitas. Keluarga Suwanto sudah well prepared. Nasi bungkus, minuman dan makanan ringan lengkap satu tas penuh.

Menjelang siang ada pula Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang menjajakan rujak, gohu, pisang goreng, nasi kuning, dll. Jadi, bagi yang tidak sempat membawa makanan untuk piknik tidak perlu khawatir. Selain itu kita dapat turut membantu perekonomian warga sekitar, ya, kan? Harganya wajar kok, sepuluh ribuan satu porsi.

Untuk toilet, bila menggunakan air dikenakan biaya 5ribu rupiah. Jatah per orang hanya satu ember kecil air bersih. Namun, jika ganti baju saja tanpa menggunakan air, gratis.
 

menikmati Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
Menikmati Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto

 
“Boleh, aku bermain di pantai sekarang?” Adek kecik pamit ingin segera bercengkerama dengan laut biru.
“Aku juga mau berenang.” Si Mas semangat bermain air.
“Ayah mau duduk di sini saja, menikmati pantai. Sekalian jaga tenda.” demikian rencana pak suami menikmati pantai kali ini. 

“Oke. Bunda temani anak-anak, sambil cari kerang di pinggir pantai, ya. Bunda sih belum mau main air.” aku mengamini keinginan anak-anak. "Tapi sebelumnya, ayo pake sunblock dulu!". 

Sunblock wajib banget ada di daftar bawaan kami. Bukan untuk menjaga agar tone kulit tidak bergeser semakin coklat, tapi lebih pada pencegahan sunburn. Karena kena sunburn itu perih, kamu gak akan kuat.
 

Bermain di Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
Bermain di Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto

berenang di Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
Adek Kecik berenang di Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto

Aktivitas yang bisa dilakukan di Pantai Pal Marinsow

Banyak kegiatan yang bisa dinikmati di tempat seindah pantai Pal Marinsow. Mulai dari sunbathing, berenang, bermain air, membuat istana pasir, atau menyusuri pantai yang lumayan luas. Ada juga yang memancing dan berperahu. Beberapa orang mengubur diri di pasir pantai. Tertawa bersama penuh kehangatan.

Olahraga air juga sudah tersedia di sini. Seperti banana boat yang ramai diminati para pelancong. Harga sewanya 25ribu per orang, sekali putaran. 

Lalu, tentu saja, kegiatan yang tak akan dilewatkan seluruh umat manusia zaman now, Baselfie. Berselfie di spot-spot yang dianggap menarik. Cekrak, cekrek, senyam, senyum. Itulah kita.
 

Main pasir di Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
Main pasir di Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto

mainan ombak di Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
Mainan ombak di Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto


Ombak di pantai Pal, cukup besar. Jika membawa anak-anak dengan usia masih di bawah pengawasan, hendaknya ekstra caring
Mas dan adek kecik kali ini mencoba berenang agak ke tengah. Rupanya mau praktik hasil les renang di sekolah.

“Hati-hati kalau mau berenang, Dek. Setelah karang langsung dalam, lo. Pantai yang kita datangin biasanya airnya landai, ini agak ke tengah, setelah karang-karang itu langsung curam. Si Mas memperingatkan adeknya.

Sengaja saya bold, sebagai catatan bagi yang ingin bermain air di Pantai Pal.
 
Brother @ Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
Brother @ Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto

My Brother is my best friend Brother @Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
My Brother is my best friend Brother @Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto


Pemandangan dua kakak beradik ini membuat haru emak-emak baperan macam saya. Saling menyayangilah kalian, Nak, selalu dan selamanya.When brothers agree, no fortress is so strong as their common life.”– Antisthenes

Bosan menjadi penunggu tenda, gantian pak suami ngajak istrinya menyusur pantai. Si kecik ikut juga, sementara yang besar milih nyantai di tepi pantai, sambil dengerin playlist offline di handphonenya. Pantai Pal termasuk area dasusi, daerah susah sinyal.
 
Pantai Pal memanjang hingga kurang lebih 1000 meter dari tanjung ke tanjung yang membentenginya. Jarak dari ujung ke ujung kurang lebih 30 menitan jalan santai. Mulai dari yang pantainya berupa tebing pasir, hingga ke pantai landai dengan pecahan kerang. Lumayan sakit untuk diinjak, karena kami bertelanjang kaki. 
 

My husband my best friend @Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
My husband my best friend @Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto

Tebing pasir Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
Tebing pasir Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto

Pecahan kerang dan bebatuan Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
Pecahan kerang dan bebatuan Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto


Pantai Pal memberi kesan sendiri bagi jelajahsuwanto. Kami mungkin akan datang lagi lain waktu, bila rindu pantai tak tertahankan.

Biru laut dibingkai hijau perbukitan. Pasir putih yang memanjang. Gradasi warna laut yang menggetarkan. Siapa yang tidak akan tergoda?

Untuk itulah kita harus berbagi keindahan Pantai Pal dengan pengunjung lain. Dan weekend, sepertinya bukan pilihan yang tepat untuk menikmati keheningan laut.

Kami penyuka harmoni keheningan pantai. Demi alasan itulah, sisi lain Pantai Pal yang terlihat jarang dijamah pengunjung, lebih menarik. Ujung tanjung yang berbatu-batu dan berpasir pecahan kerang. Kala itu hanya sepasang bule dan dua pasang pemuda-pemudi yang berpapasan dengan keluarga Suwanto. Di ujung sini, deburan ombak menghantam bebatuan karang menemani kami yang beralih profesi menjadi kolektor kerang-kerang cantik. 
 

Memancing Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
Memancing Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto

Menunggu senja Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
Menunggu senja Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto

 
Pantai Pal tidak menghadap ke arah barat. Kami tak dapat mengantarkan senja menuju peraduan. Tak mengapa, Pantai Pal tetap membius. Tarian kwaru laut dihembus sepoi angin tetap membuat lena. 

Seperti gadis cilik yang dicari ayah bundanya tadi. Ia tertinggal di ujung senja, di barisan bangku penjual pop mie, menghadap lautan. Gadis mungil itu tidak panik. Barangkali, ia juga lena, terpesona oleh siluet senja pantai Pal. Lebih dari semua itu, ia percaya orang tuanya akan datang menjemput. 

Ketika cinta dan percaya menjadi napas kehidupan, yang tertinggal adalah damai. Pada suatu senja di pantai Pal Marinsow, selamat menghangatkan cinta!
 

Keluarga Suwanto di ujung lain Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
Keluarga Suwanto di ujung lain Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur  | ©jelajahsuwanto
   

11 komentar:

  1. Pantainya cantiiik..Modelnya lebih cantik
    Itu enggak salah, retribusi dihitung per kendaraan..bukan orang ..ya ampuun.
    Seindah ini, masih alami, dan belum banyak yang ke sini, duh bisa lupa semua masalah yang menimpa rasanya kalau sudah ada di sana :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa, alami banget, yuk mantai :d
      Terima kasih sudah berkunjung ke jelajahsuwanto.

      Hapus
  2. Cantik pantainya, alami banget. Pemandangannya bagus.

    BalasHapus
  3. Aku cinta kamu tulisanmu perjalananmu fotofotomu ceritamu kisahmu pantaimu jejak langkahmu semangatmu samuderamu langit birumu cantikmu cendekiamu cintamu asmaramu gairahmu daaan semuaanya. Ibu bangsakuuh

    BalasHapus
  4. Pantainya kereen bingiiit, sayang saya belum pernah sampai ke Bulukumba.
    Berlibur ke pantai itu ga pernah bosenin, melihat ciptaan yg kuasa.

    BalasHapus
  5. Seruuu banget mba ini pantainya, deket yes sama bangka belitung itu keliatan dari mapnya hihi. Saya belum pernah main-main sampai sulawesi. Jadi kepengen juga main ke pulau sebrang, biar gak di pulau jawa terus hehe.

    BalasHapus
  6. Pemandangan di pantainya bagus bangeeet! Keliatan masih bersih ya..
    Kalau boleh kasih saran, gambarnya agak diperbesar, Mbak. Supaya kami bisa lebih puas menikmati foto keindahan pantainya hehehe

    BalasHapus
  7. Pemandangannya cantik sekali, pasir putih terbentang..
    Jalan-jalan keluar P.Jawa baru ke Palembang dan Lampung, bisa jadi tempat wisata selanjutnya nih..

    BalasHapus
  8. Cantik banget mba. Pantainya cantik, pengunjungnya juga cantik. Ahhh jadi pengen mantai lagi haha

    BalasHapus
  9. Mbak, aku ngikutin kata2 yang diceritakan satu persatu, duh syahdu. Seneng bacanya. Jadi pengen mantai. Cakep banget ah ini :D

    BalasHapus
  10. Pantainya cantiiiiik. Aku paling suka main pasir di pantai, tapi udah lamaaaa banget ga ke pantai, terakhir waktu SMP kayaknya. Hiks. Foto2 mu asli bikin aku iri mbaaaak. Hahaha

    BalasHapus