Tampilkan postingan dengan label Hutan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hutan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 September 2022

Cisadon Hiking Aman Bersama Anak Tanpa Guide

Situ Badeur Cisadon ©JelajahSuwanto
KenSiPenjelajahKecik @Situ Badeur, Desa Cisadon
 
Hiking Cisadon jadi diskusi Keluarga Suwanto dalam sepekan. Kami so teramat rindu menjelajah. Rasa-rasanya bersentuhan dengan alam merupakan kemewahan saat kita hidup di Jakarta.  Beda sama Manado, setiap weekend kami bisa langsung kabur ke bukit, gunung, atau laut. Maka hiking ke Cisadon bersama anak adalah healing yang sempurna.

Kali ini Keluarga Suwanto hiking bertiga saja, Ayah, Bunda dan Kecik. Mas sedang berjarak, LDR-an menuntut ilmu di pulau seberang. Kami memutuskan hiking sendiri tanpa local guide. Tak banyak persiapan untuk hiking ke Cisadon. Modal nekat berbekal DM Instagram, seseorang yang ada di latest #cisadon. Terima kasih pada kawan-kawan pencinta alam yang senang berbagi pengalaman, mau merespon japrian untuk pertanyaan-pertanyaan yang mungkin sepele
. It means a lot to me. 

Kamis, 04 Agustus 2022

Hiking atau Trekking? Apapun Pilihannya Jaga Alam Tetap Lestari!

Mahawu 2017 JelajahSuwanto
Menyusur Gunung Mahawu, JelajahSuwanto 2017

Saat akan menulis catatan perjalanan jelajahsuwanto yang melibatkan jalur panjang, pendakian, apruk-aprukan ke bukit, gunung atau jalur pedesaan terkadang saya bingung membahasakannya. Apakah hiking, trekking atau lainnya? Di KBBI Kemdikbud kata hiking dan trekking entri tidak ditemukan. Sementara itu dari hasil searching pengertian hiking dan trekking sama-sama merupakan kegiatan berjalan jauh di alam terbuka. Menurut dictionary.cambridge.org, hiking adalah ‘the activity of going for long walks in the countryside’, sedangkan trekking yaitu ‘the activity of walking long distances on foot for pleasure’.

Jumat, 15 Januari 2021

I Love Indonesia Winner Blogger Gathering : Peran Pemuda untuk Indonesia

 

I Love Indonesia Winner Blogger Gathering : Peran Pemuda untuk Indonesia  ©jelajahsuwanto
I Love Indonesia Winner Blogger Gathering : Peran Pemuda untuk Indonesia

Golongan Hutan bekerja sama dengan Blogger Perempuan sukses menyelenggarakan I Love Indonesia Winner Blogger Gathering pada hari Jumat, 8 Januari 2021. Gathering bertajuk Peran Pemuda untuk Indonesia ini menghadirkan narasumber Edo Rakhman sebagai Koordinator Golongan Hutan, Syaharani dari Komunitas Jeda untuk Iklim, dan Anindya Kusuma Puteri seorang aktris & influencer.

 

I Love Indonesia Winner Blogger Gathering merupakan puncak acara, pengumuman juara Lomba Blog “Seandainya aku menjadi pemimpin apa yang akan aku lakukan untuk Indonesia” periode 1-30 November 2020 lalu. Senang sekali JelajahSuwanto termasuk salah satu dari 30 blogger yang terpilih untuk mengikuti Winner Blogger Gathering live on zoom. Ada 214 blogger yang turut berkontribusi menyampaikan beragam cerita mengenai peran generasi muda untuk membuat Indonesia yang lebih baik. Perlindungan hutan, perubahan iklim, hak masyarakat adat, kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan pangan menjadi topik bahasan yang juga diangkat oleh para blogger.


Rabu, 09 Desember 2020

Tahura Gunung Tumpa Nikmati Senja, Paralayang & Konservasi Kawasan Alam Wallacea

Menyaksikan atraksi paralayang di atas langit tahura Gunung Tumpa H.V Worang ©JelajahSuwanto
Menyaksikan atraksi paralayang di atas langit tahura Gunung Tumpa H.V Worang ©JelajahSuwanto

Menjelang pukul 3 petang matahari masih bertaji menyengat sisi bukit di Taman Hutan Raya (Tahura) Gunung Tumpa H.V Worang. Manado memang berlimpah panas mentari. Maka tak heran kalau sulung dan adek kecik kini legam eksotis. Percayalah dahulu kulit mereka serupa langit biru dihiasi putih awan-awan kapas, cerah. Kami mupeng lihat atraksi paralayang atau paragliding di langit Gunung Tumpa.

Beberapa waktu sebelumnya Keluarga Suwanto sengaja menghantar senja dari Gunung Tumpa. Sekarang kami pergi tanpa rencana, cuaca sebagus hari ini harus dirayakan.

Senin, 31 Agustus 2020

Perubahan Iklim dan Cerita Kita Merawat Rumah Kita Bersama

Panorama Waduk Jatiluhur dari jalur pendakian Gunung Lembu | © JelajahSuwanto
Panorama Waduk Jatiluhur dari jalur pendakian Gunung Lembu | © JelajahSuwanto

 

Ruah keemasan menerangi punggung gunung, menjalarkan hangat pada jiwa-jiwa alam. Keluarga Suwanto bergegas menuruni Gunung Lembu dengan satu asa kamar mandi di basecamp. Sayang, tiba di tujuan kami kecewa. Lorong menuju kamar kecil ditutup papan kayu. Tertempel kertas kuarto “AIR HABIS”. Lari ke warung seberang yang juga menyediakan beberapa kakus, sama saja. “Musim sekarang airnya susah, Neng. Seret. Kemungkinan baru nanti sore ada mobil yang bawa air.” Bapak di warung mie ayam itu menandaskan.

Gunung Lembu 792 mdpl lokasinya tak jauh dari Jakarta, berada di Kampung Panunggal, Desa Panyindangan, Sukatani, Purwakarta. Selain treknya yang ramah bagi pendaki cilik maupun pemula, Gunung Lembu memiliki jua keunikan sebuah pelataran batu di bibir tebing. Dikenal dengan nama Batu Lembu. Waduk Jatiluhur dengan rumpon-rumpon nelayan, pulau di tengah waduk, pemukiman dan gunung gemunung yang membingkainya terlukis sempurna dari ketinggian Batu Lembu. 

Krisis air di wilayah Waduk Jatiluhur, salah satu bendungan terbesar di Indonesia yang area tangkapan DAS-nya seluas 4.500 kilometer persegi, bukankah ini sebuah tanda tanya?

 

Minggu, 23 Agustus 2020

Gunung Lembu Purwakarta Trek Bersahabat Untuk Pendaki Cilik

Waduk Jatiluhur terlihat dari Batu Lembu Gunung Lembu Purwakarta | JelajahSuwanto
Belajarlah pada gunung, Anakku. Gunung bukan tentang keangkuhan, di puncak heningnya melimpah kerendahan hati | ©JelajahSuwanto

 

Pada awal Agustus 2020, Keluarga Suwanto sepakat ingin memerdekakan diri setelah berbulan-bulan #DiRumahSaja. Gunung Lembu di ketinggian 792 mdpl akan menjadi pendakian pertama #KenSiPenjelajahKecik di masa pandemi. Ternyata, juga menjadi pengalaman pertama ngecamp di puncaknya. Gunung Lembu dikatakan memiliki trek sedang, cocok bagi pemula bahkan anak-anak.


Malam sebelum keberangkatan, saya berselancar memastikan apakah Gunung Lembu sudah kembali
dibuka pada masa new normal ini. Tidak ada sosial media atau website khusus milik pengelola pendakian Gunung Lembu. Namun, terima kasih pada update sosmed zaman now, khususnya Instagram. Melalui hashtag #gununglembu, di menu recent bisa terlihat siapa-siapa saja yang baru mendaki. Random saya DM salah satunya, Mas Ihan Pratama. Gayung bersambut, cepat sekali ia merespon. Bahkan saya diberi kontak salah satu pengelola Gunung Lembu.

Selasa, 12 Mei 2020

Curug Badak Batu Hanoman, Hati-hati Jangan Sompral!

Curug Badak Batu Hanoman Tasikmalaya pada suatu ketika || JelajahSuwanto
Curug Badak Batu Hanoman Tasikmalaya pada suatu ketika || JelajahSuwanto

Refleks, saya menangkupkan tangan menutup mulut sebab tanpa musabab tiba-tiba terjerembab ke kubangan di dasar aliran Curug Batu Hanoman. Seketika saya ingat. Lalu lirih dalam hati memohon ampunan semesta karena tadi sempat bicara sompral. Kala itu, Curug Badak Batu Hanoman yang lokasinya tak jauh dari kampung kami sedang naik daun. Untuk lebih mudahnya orang lebih suka menyebut Curug Badak saja. Namanya juga tempat wisata anyar, tentu masih dalam penataan. Kayaknya saya ngomong underestimated  berulang-ulang “hmm cuma kayak gini, kurang menantang ini mah.” Dan kapoklah sudah, semesta menjawab kesongongan saya secepat kilat.

“Bi, sekarang ada tempat wisata loh di atas. Lagi hits. Main yuk,” Brother, keponakan saya yang juga lagi mudik cerita sambil lalu. Spontan, adik perempuan saya dan Pak Suami nyamber “Ayook!” Tanpa babibu, obrolan berlanjut. Berangkat jam berapa? Mau naik apa? Bawa mobil sendiri, naik motor atau ngompreng?

Karena belum yakin apakah medannya bisa dilalui mobil atau tidak, kami sepakat jalan kaki. Semangat!

Selasa, 14 April 2020

Batu Lima Homestay Raja Ampat, Tempat Singgah Paripurna

Pantai di depan Batu Lima Homestay, Raja Ampat Ⓒjelajahsuwanto

Perahu yang awalnya oleng di buritan kini laju meninggalkan Friwen membelah perairan tenang menuju Batu Lima, penginapan terakhir Keluarga Suwanto sekaligus menjadi tempat penutup selama Jelajah Raja Ampat. Tidak jauh. Kurang dari setengah jam kami selesai menaruh barang-barang di sebuah homestay berbentuk panggung dengan atap rumbia. Sementara langit menggayut kelabu seperti durja di paras Pak Suwanto.

Aku sungguh memahami, ibarat kulihat muramku sendiri pada pantulan wajahnya. Kandas. Impian yang digadang-gadang tak sepenuhnya sempurna. Harapan mencecap Piaynemo, Telaga Bintang, Yenbuba, Yeben, Teluk Kabui, Batu Pensil dan Pasir Timbul batal sudah. Sulit untuk mengulang kembali. Bukan perkara jumlah nominal yang mesti dihitung cermat, terlebih pengkondisian waktu. Akan tetapi kucoba riang demi menghiburnya, just enjoy every little thing…” bisikku.

Senin, 01 Februari 2016

Kalibiru: Wisata Alam Kekinian di Kulon Progo, Yogyakarta

 
Spot foto wajib Kalibiru Kulon Progo Yogyakarta | © JelajahSuwanto
Spot foto wajib Kalibiru Kulon Progo Yogyakarta | © JelajahSuwanto

 
Kalibiru di Kulon Progo sedang populer dalam kekiniannya. Foto berbagai pose di atas katakanlah gardu pandang yang menyatu dengan Pohon Pinus dan Kwaru bertebaran di sosial media. Semacam foto wajib, sah telah singgah di Kalibiru.

Kalibiru tersembul di antara perbukitan Menoreh, dinding barat Yogyakarta. Dari ketinggian puncaknya bentang alam terlukis sempurna. Gunung gemunung, perbukitan, waduk, dan nun di sana, lautan biru pantai selatan berbatas horizon.

Senin, 20 Juli 2015

Malino Highland, Paket Komplit Wisata Keluarga

Malino Highland ||JelajahSuwanto
Kawasan ekowisata Malino highland dilihat dari Green Pekoe Cafe

Hari kedua Jelajah Malino, waktunya berpetualang! Dari kawasan penginapan Keluarga Suwanto berkendara terus ke atas dataran tinggi Malino. Melewati hutan pinus, kebun strawberi, lanjut hingga perkebunan penduduk. Kami baru menepikan mobil ketika jalan mulai tak nyaman dilewati, bergelombang dan sempit. 

Tengah hari kami memutuskan turun, merapat ke Malino Highland.

Melihat gerbangnya yang representatif, saya berharap-harap semoga fasilitas yang ditawarkan pun menarik. Harga tiket masuk per orang Rp.50.000,- untuk dewasa, Rp.25.000,- untuk Mas dan gratis untuk Adek kecik.
 

Tempat parkir dan ranch kuda malino highland
Area parkir yang luas, istal kuda, ranch, dan kandang domba di kawasan Malino Highland