Tampilkan postingan dengan label Pulau. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pulau. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 Juni 2021

Tumbak Minahasa Tenggara, Desa Wisata Suku Bajo, Pesisir Pantai dan Jelajah Pulau

Perairan Teduh Pesisir Tumbak Minahasa Tenggara || ©JelajahSuwanto
Perairan Teduh Pesisir Tumbak Minahasa Tenggara || ©JelajahSuwanto

“Maaf air-nya belum bisa dikasih betul soalnya orang yang bantu so mo siap-siap takbiran. Nanti kalau mau ke kamar mandi naik rakit saja ke rumah, ya.” Begitu kira-kira pesan Bu Nini merespon komplain air yang tak kunjung mengalir di Tumbak homestay. Sungguh lupa meski terbilang dekat dari Manado Jelajah Suwanto sedang menyepi di perkampungan nelayan Bajo. Mayoritas penduduk tentu sedang mempersiapkan diri menyambut hari kemenangan Idul Fitri.

 

Pesisir Tumbak memanjang diantara hijau hutan bakau dan riak laut biru. Entah benar atau tidak, katanya Tumbak adalah akronim dari Tumbuhan Bakau. Perairan Tumbak yang bagian selatannya menghadap laut Maluku dan teluk Sompini di arah timur terlindungi oleh terumbu karang panjang dan beberapa pulau cantik, antara lain Pulau Baling-baling dan Ponteng.

Jumat, 10 Juli 2020

Jembatan Soekarno Manado Ikonik : Tidak Sah Sampai Manado Kalau Belum Foto di Jembatan Soekarno

Jembatan Soekarno Manado panjang 1.127 km lebar 17 m || JelajahSuwanto

Usai ngedrop si sulung di kawasan Boulevard untuk acara sekolah, kami melintas di jembatan ikoniknya Manado. Jelajah Suwanto tak kuasa menolak kehangatan tropis yang menguar lembut pada Sabtu kala itu. Seperti juga banyak kendaraan lainnya, kami menepikan kendaraan di salah satu tepi Jembatan Soekarno.   

Padahal sebelum-belumnya kalau ada orang berhenti, pe-foto-an, nongkrong, beli bakso atau es krim di atas Jembatan Soekarno kami paling suka komentar, “Ishh pada ngapain sih, cuma jembatan aja loh. Norak.“  Eh ternyataaa, ya gitu deh, pada akhirnya apa yang menurut kamu aneh, ribet, norak, dan lain sebagainya itu, baru bakalan dimengerti kalau kamu nyobain sendiri, ngalaman sendiri, ngerasain sendiri. 

Selasa, 14 April 2020

Batu Lima Homestay Raja Ampat, Tempat Singgah Paripurna

Pantai di depan Batu Lima Homestay, Raja Ampat Ⓒjelajahsuwanto

Perahu yang awalnya oleng di buritan kini laju meninggalkan Friwen membelah perairan tenang menuju Batu Lima, penginapan terakhir Keluarga Suwanto sekaligus menjadi tempat penutup selama Jelajah Raja Ampat. Tidak jauh. Kurang dari setengah jam kami selesai menaruh barang-barang di sebuah homestay berbentuk panggung dengan atap rumbia. Sementara langit menggayut kelabu seperti durja di paras Pak Suwanto.

Aku sungguh memahami, ibarat kulihat muramku sendiri pada pantulan wajahnya. Kandas. Impian yang digadang-gadang tak sepenuhnya sempurna. Harapan mencecap Piaynemo, Telaga Bintang, Yenbuba, Yeben, Teluk Kabui, Batu Pensil dan Pasir Timbul batal sudah. Sulit untuk mengulang kembali. Bukan perkara jumlah nominal yang mesti dihitung cermat, terlebih pengkondisian waktu. Akan tetapi kucoba riang demi menghiburnya, just enjoy every little thing…” bisikku.

Rabu, 25 September 2019

Wayag, Ketika Someday is Today!


Wayag, Raja Ampat || When someday is today @jelajahsuwanto

Mentari begitu garang di puncak Wayag, tapi teriknya kalah oleh semangat Keluarga Suwanto. Tidakkah kau lihat, binar di wajah lelaki itu? Hari ini ia menggenapi mimpinya, membawa istri dan kedua putranya mengarungi kepulauan Raja Ampat, menaklukkan puncak Wayag. Someday is TODAY, ketika engkau selamat sampai pada cita-citamu!

Wayag adalah ikon Raja Ampat. Dari puncak Wayag inilah, gugusan pulau karang melingkari laguna sewarna biru pirus tersebar pada dunia. Namun, dimana tepatnya Wayag? Tak ada gambaran jelas bagi jelajahsuwanto saat itu, yang kami tahu pokoknya ke Raja Ampat. 

Kamis, 12 September 2019

Friwen Raja Ampat, It's Serendipity!

Tiada yang lebih baik dari rasa syukur, sekalipun hanya singgah di suatu tempat tanpa rencana.
Boleh jadi kamu berjumpa serendipity, kebetulan yang menghangatkan!

 
Menenangkan diri di perairan teduh Friwen, Distrik Waigeo Selatan, Raja Ampat ©jelajahsuwanto
Menenangkan diri di perairan teduh Friwen, Distrik Waigeo Selatan, Raja Ampat ©jelajahsuwanto

 
Kamu tahu apa itu serendipity?  Ser.en.dip.i .ty | discovery of something fortunate: the accidental discovery of something pleasant, valuable or useful. Bagiku, Friwen adalah serendipity. Lihatlah langit di atas sana, sendu kelabu. Tadinya ingin kurekayasa foto ini untuk menunjukkan betapa anggunnya Friwen. Air yang tenang, sayup desir angin, pasir putih nan lembut. Namun, aku akan kehilangan kisah bila kulakukan itu.

Senin, 02 Oktober 2017

SkyScanner Dan Cerita Jelajah Anak Rantau

Pulau Kecil yang tertangkap kamera, dalam perjalanan menuju Makassar | © jelajahsuwanto
Pulau Kecil yang tertangkap kamera, dalam perjalanan menuju Makassar | © jelajahsuwanto
 
 
New Hello
“Bun, aku promosi…, tapi ke luar pulau…, gimana?” Siang itu, masih terngiang suaranya di seberang telepon. Aku bangga dan berbahagia untuk suamiku, tapi mengapa ruangan kantor itu nampak indah, menahanku untuk tetap tinggal di Ibukota yang penuh gairah. Promosi suami, resign dari pekerjaanku sendiri, negeri orang, pindah sekolah anak, jauh dari orang tua sanak keluarga, semuanya berkecamuk meminta porsi.

Saya dan Suami menyukai perjalanan. Masih membekas jawaban seorang Senora di film The Way, ketika ditanya pernahkah ia pergi ziarah ke Santiago de Compostella. Ia mengatakan “No never, when I was young, I was too busy, and now that I am older, I’m too tired!”.
Tidak, saya tak ingin terjebak dalam rutinitas semu seperti Senora tersebut. Tidak juga berlindung di balik alasan pekerjaan maupun anak-anak. Saya siap merantau dan mengenalkan anak-anak pada indahnya perjalanan.

Maka demikianlah, setelah melalui diskusi suami istri, pergumulan doa, dan restu orang tua, Keluarga Suwanto siap terbang menemukan “new hello” ke tanah rantau.

Jumat, 25 Agustus 2017

Pantai Surabaya: Potensi Wisata Likupang Timur Yang Terlupakan?

Pantai Surabaya, Wineru, Likupang Timur +jelajahsuwanto
Pantai Surabaya, Wineru, Likupang Timur +jelajahsuwanto

Siang itu, Kamis di bulan Juli 2017, Keluarga Suwanto dalam perjalanan menuju Likupang. Di saat orang lain mudik merayakan Idul Fitri baiklah kita melipir mengobati rindu kampung halaman. Google Maps menunjukkan beberapa meter di depan adalah Pantai Surabaya. Berhubung ini jelajah ala-ala keluarga, kami belok saja menuruti rasa ingin tahu. Sangat fleksible.

Sekitar 500 meter dari jalan utama, sebuah tugu informasi bertuliskan Pantai Surabaya. Di sepertengah jalan, tadi
kami berpapasan dengan gerobak Pak tani yang ditarik dua ekor sapi gemuk. Syukurlah Pak tani sigap menepikan gerobaknya dalam jarak aman. Jalan-jalan di Manado memang agak sesak menurut saya.
 

Senin, 17 Juli 2017

Ranger Station : Suaka Alam Perairan Raja Ampat Wagieo Sebelah barat


Ranger Station Raja Ampat JelajahSuwanto
 Ranger Station Raja Ampat, Suaka Alam Perairan (SAP) Waigeo Sebelah Barat +jelajahsuwanto

Setelah berdebar-debar melewati ayunan ombak, Keluarga Suwanto memasuki wilayah tenang. Pasir putih nun di sana memendarkan tosca, biru kehijauan pada air laut. Lalu menyebarkan damai pada kami yang baru saja lepas dari was-was di atas boat. Pulau hijau yang membentengi perairan teduh ini termasuk pada zonasi Suaka Alam Perairan (SAP) Waigeo Sebelah Barat. Orang lebih mengenal kawasan SAP ini sebagai Ranger Station. Biasanya wisatawan yang akan menuju Laguna Wayag akan dibawa ke tempat ini terlebih dahulu. Ranger Station bisa dikatakan sebagai gerbang menuju Wayag. 

Senin, 08 Mei 2017

Talaip Homestay: Sanctuary Di Mulut Teluk Aljui Waigeo Barat

Talaip Homestay, Raja Ampat; semburat merah daun Ketapang Laut +jelajahkeluargasuwanto
Talaip Homestay, Raja Ampat; semburat merah daun Ketapang Laut +jelajahkeluargasuwanto

Hari menjelang senja, ketika Boat Kawe Star merapat di dermaga Talaip. Sebuah jembatan yang tersusun dari jalinan kayu, memanjang hingga ke tepi pasir putih. Jetty, demikian sebutan untuk dermaga atau jembatan kayu di Raja Ampat. Tepat di muka homestay, di ujung jetty yang eksotis, Ketapang Laut menyambut Keluarga Suwanto. Meski Ketapang Tua ini sedang menggugurkan daun-daun, semburat merah yang tersisa tetap memancarkan keanggunannya. Siapa tidak terpesona?

Rabu, 27 April 2016

10 Pantai Terindah di Bulukumba Sulawesi Selatan

Setibanya di Sulawesi Selatan, seringnya Keluarga Suwanto menjelajah pantai-pantai indah yang masih alami.

Pantai wilayah Timur Indonesia menurut kami adalah surga.

Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Bulukumba memiliki potensi wisata pantai yang sangat menjanjikan.

Berikut adalah 10 pantai cantik yang sudah Keluarga Suwanto jelajahi:

1. Pantai Lemo-Lemo

Pantai Lemo-lemo berada di Kelurahan Tanah Lemo, kecamatan Bonto Bahari. Jarak tempuh dari Kabupaten Bulukumba sekitar 1 jam.  Termasuk salah satu hidden paradisenya Bulukumba.

Cerita perjalanan Pantai Lemo-lemo bisa dibaca di Pantai Lemo Lemo, Aset Potensial Wisata Bahari Sulawesi Selatan

Pantai Lemo-Lemo Bulukumba


2. Pantai Mandala Ria

Pantai Mandala Ria dinamakan demikian karena menyimpan sejarah terkait pembebasan Irian Barat dari Kolonial Belanda. Pantai Mandala Ria berada di Desa Ara, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Jarak tempuh sekitar 34 km dari Bulukumba.

Cerita perjalanan Pantai Mandala Ria bisa dibaca di Pantai Mandala Ria, Tersembunyi Cantik di Desa Ara

Pantai Mandala Ria Desa Ara, Bontobahari, Bulukumba, Sulawesi Selatan


3. Pantai Apparalang

"Apparalang" dalam bahasa setempat berarti ujung dalam. Sekilas Pantai Apparalang mirip-mirip Uluwatu di Bali. Tapi menurut kami, pemandangan lautnya lebih cantik Apparalang. Pantai tebing Apparalang berada di Desa Ara, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Pantai Tebing Apparalang Bulukumba


4. Pantai Marumasa

Pantai Marumasa berasa di Desa Darubiah, Bonto Bahari, Bulukumba. Sudah ada papan petunjuk di pertigaan jalan sebelum Masjid Besar Poros Bira. Lokasinya kira-kira 40 km dari arah Kabupaten Bulukumba. Ikuti saja petunjuk jalan tersebut, sekitar 1 km kita sudah bebas memarkir kendaraan di bibir pantai.

Cerita perjalanan Pantai Marumasa bisa dibaca di Jelajah Pantai Marumasa

Pantai Marumasa, Darubiah, Bonto Bahari, Bulukumba, Sulawesi Selatan


5. Pantai Panrang Luhu

Cerita perjalanan Pantai Panrang Luhu bisa dibaca di Phinisi: Melihat Butta Panrita Lopi Dari Dekat

Butta Panrita Lopi, Pantai Panrang Luhu Bulukumba


8. Pantai Tanjung Bara

Cerita perjalanan Pantai Tanjung Bara bisa dibaca di Tanjung Bara yang Kian Membara

Pantai Tanjung Bara Bulukumba


9. Pantai Liukang Loe

Cerita perjalanan Pantai Liukang Loe bisa dibaca di Berkemah di Pulau Liukang Loe


Pantai Liukang Loe Pulau Liukang Sulawesi Selatan

Pantai Passilohe Pulau Liukang || JelajahSuwanto

Kamis, 12 November 2015

Jelajah Pulau Liukang Loe: Kesederhanaan yang Bersahaja

TK Satap di Kampung Buntutuleng Pulau Liukang Loe, Bira, Bonto Bahari, Bulukumba, Sulawesi Selatan +fotojelajahsuwanto+

Bukan Jelajah Keluarga Suwanto namanya, jika tidak apruk-aprukan alias menjelajah dalam perjalanan kami. Pun pada kesempatan kali ini, di suatu pulau, bernama Pulau Liukang Loe.

Setelah malam dan pagi yang menyenangkan karena acara Berkemah di Pulau Liukang Loe, Ayah dan bunda minta pendapat mas dan adek, apakah mereka mau ikut menyusur Pulau atau istirahat di penginapan?
Anak-anak memilih bermain di tenda. Mas siap sedia menjaga adiknya.
"Adek tidak akan cari-cari Ayah Bunda, mau main hotwheel sama mas saja"  Begitu janji adek.

Kami sepakat sebelum waktu makan siang, Ayah dan Bunda sudah kembali ke penginapan. Itu berarti ada waktu sekitar 1,5 jam untuk menjelajah. Ok, Let’s eksplor the island!

Selasa, 13 Oktober 2015

Berkemah di Pulau Liukang Loe

Berkemah di Pulau Liukang Loe +fotojelajahsuwanto+
Setelah senja di Pulau Liukang Loe, Keluarga Suwanto akhirnya kembali ke Pulau itu pada Medio Mei 2015. Kami sepakat akan berkemah. Mas dan adek begitu antusias mempersiapkan perlengkapan Jelajah Suwanto kali ini. 

Seperti di tulis dalam serba-serbi Tanjung Bira sebelumnya, bulan Mei air laut cukup horor bagi kami “manusia darat”. Perjalanan laut membutuhkan waktu hampir setengah jam. Biasanya 15-20 menit sudah sampai. 

Nyaris di tengah laut, mendadak mesin mati. Hufft, doa, doa, dan doa. Untunglah bapak yang mengantar kami begitu tenang, hal seperti ini biasa ia hadapi. Pula, memang beliau adalah “manusia laut”, lahir dan besar bersama laut.

Kamis, 11 Juni 2015

Senja di Pulau Liukang Loe


Senja di Pulau Liukang Loe     +fotojelajahsuwanto+

Sore itu setibanya kami di Bira, Bu Riswan, istri pemilik Riswan Guest’s House merekomendasikan untuk terlebih dahulu mengunjungi Pulau Liukang Loe. Kami bisa menikmati matahari senja yang akan segera masuk ke peraduannya. Sekaligus makan siang yang tertunda di Pulau.

Pak Bahri, rekanan Riswan’s Guest House membawa kami dengan perahu motor menuju Pulau Liukang Loe. Pulau tersebut tepat di seberang Pantai Tanjung Bira. Diperlukan waktu sekitar 15 -20 menit dan tigaratus ribu rupiah untuk sampai di sana pulang pergi. 

Selasa, 05 Mei 2015

Pulau Samalona: Pohon Kalumpang dan Hal-hal Menarik Lainnya

Pohon Kalumpang, ikon pulau samalona versi jelajah suwanto +fotojelajahsuwanto
Yang menarik perhatian saya dari Samalona adalah sebuah pohon raksasa yang berdaun rimbun. Pohon inilah yang memberi warna hijau paling menonjol di Pulau ini.
Memuaskan rasa penasaran, saya bertanya pada seorang warga penghuni Pulau. Menurutnya, orang pulau biasa menyebutnya Pohon Kalumpang. Buahnya dapat dimakan sementara daunnya bisa untuk obat. Konon, Pohon Kalumpang ini sudah hidup ratusan tahun, sejak munculnya Pulau Samalona.

Sepulang dari Samalona, saya masih teringat dengan Kalumpang yang gagah itu. Dari Google saya masuk ke Wikipedia Indonesia, benar memang ciri-ciri pohon di pulau itu teridentifikasi sebagai Kalumpang atau Kepuh. Ternyata banyak manfaat dan kegunaan dari Kalumpang atau Kepuh ini.  Berikut, penampakan buah dan daun Kalumpang dari wikipedia:


Buah dan daun pohon Kalumpang, sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuh +fotojelajahsuwanto


Senin, 04 Mei 2015

Pulau Samalona: Aktivitas & Serba-Serbi

 Belajar berenang di perairan samalona +fotojelajahsuwanto
Pak Enal, begitu nama tukang perahu yang mengantar kami, merapatkan perahunya di pasir putih.
Seorang gadis berbadan bongsor mengulurkan tangan, membantu para ibu dan anak-anak turun dari perahu. Gadis itu ramah, dandanannya cukup "kota". Ia memakai baju pantai bunga-bunga hijau ditutupi scarf , juga dilengkapi kacamata hitam, gaul.

Tadinya kupikir dia pengunjung pulau yang berbaik hati. Ternyata gadis itu menawarkan bale-bale bambu yang menghadap langsung ke pantai. Bale yang berukuran kecil harganya 50 ribu, dan yang sedikit lebih besar 75ribu. Selain itu, ia juga masih memberitahukan beberapa hal yang bisa ia tawarkan untuk kami, antara lain:
- Sewa alat snorkeling, satu paket seharga 50ribu;
- Sewa Kamar mandi untuk buang air kecil atau ganti baju saja, sekali masuk harganya 5 ribu; 
- Sewa kamar mandi untuk mandi, harganya 10ribu;
- Menyediakan pesanan makanan, ikan dan nasi, harga tergantung pesanan;
- Kamar untuk menginap seharga 500ribu per malam
Karena kelompok kami lumayan besar, bale-bale bambu seharga 75ribulah yang dipilih. Bale-bale ini diteduhi pohon rindang saja. Beruntung hari itu tidak hujan.

Samalona: Sebelum meninggalkan Makassar harus ke Pulau Samalona dulu


Samalona: Pulau Samalona dilihat dari perahu motor, redup tanpa matahari  +fotojelajahsuwanto
Sudah sejak lama, mungkin enam bulan yang silam, ajakan ke Pulau Samalona itu berkumandang.
Sudah berapa kali arisan, Samalona disebut-sebut.
Sudah sejak dulu, saat geng bolang masih komplit.
Cuaca, ombak, hujan, sibuk, apalah, apalah, adalah alasan yang sering terlontar.
Sampai satu kawan bolang sudah meninggalkan makassar
Samalona hanyalah sebuah rencana yang entah kapan bakal diwujudkan.

Sampai kabar itu datang . . .”Geng bolang bakal berkurang lagi…..”
Geng bolang tadinya empat, sudah dikurangi Satu
Kalau dikurangi satu lagi, bukan geng namanya, Cuma duet saja..
Maka, Sabtu siang itu, Samalona adalah tujuan jelajah sebelum meninggalkan Makassar.
Janjian Pk. 12.00 bertemu di Indomaret Pattimura. Di sana ada kursi tunggunya,  jadi akan cukup nyaman, jika ada kawan yang terlambat datang. Bisa numpang duduk :D