Tampilkan postingan dengan label sharing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sharing. Tampilkan semua postingan

Rabu, 24 Agustus 2022

Tribelio WhatsApp Broadcast Strategi Cerdas Pelaku Bisnis

 
Tribelio WhatsApp Broadcast
Sumber: Tribelio

Siapapun yang mampu menangkap peluang di era digital ini dapat menjadi pelaku bisnis handal. Entah itu UMKM, pemilik toko online, influencer, freelancer, blogger atau pelaku usaha lainnya. Adalah Tribelio sebuah platform digital marketing yang menawarkan solusi cerdas bagi para pelaku bisnis untuk mendulang untung. Setelah sukses dengan Tribelio Page, Denny Santoso kembali berinovasi meluncurkan Tribelio WhatsApp Broadcast.
 

Kamis, 04 Agustus 2022

Hiking atau Trekking? Apapun Pilihannya Jaga Alam Tetap Lestari!

Mahawu 2017 JelajahSuwanto
Menyusur Gunung Mahawu, JelajahSuwanto 2017

Saat akan menulis catatan perjalanan jelajahsuwanto yang melibatkan jalur panjang, pendakian, apruk-aprukan ke bukit, gunung atau jalur pedesaan terkadang saya bingung membahasakannya. Apakah hiking, trekking atau lainnya? Di KBBI Kemdikbud kata hiking dan trekking entri tidak ditemukan. Sementara itu dari hasil searching pengertian hiking dan trekking sama-sama merupakan kegiatan berjalan jauh di alam terbuka. Menurut dictionary.cambridge.org, hiking adalah ‘the activity of going for long walks in the countryside’, sedangkan trekking yaitu ‘the activity of walking long distances on foot for pleasure’.

Minggu, 29 Agustus 2021

Scan QR Barcode PeduliLindungi Dulu, Baru Bisa Masuk Mal

 

Buat Akun PeduliLindungi dulu agar bisa Scan QR Code |JelajahSuwanto
Buat Akun PeduliLindungi dulu agar bisa Scan QR Code |JelajahSuwanto

Berhubung sembako mulai menipis mau tidak mau kami harus turun gunung, pergi ke swalayan di mal di bawah apartemen. Anak-anak sengaja ikut agar bisa bantu membawakan belanjaan. Ternyata masuk mal di masa PPKM ini lumayan ribet. Kerumunan orang menumpuk di pintu mal yang juga menjadi pintu akses ke tempat ATM. Orang-orang tidak bisa masuk terkendala Scan QR code, kebanyakan karena belum memiliki akun PeduliLindungi. Bisa-bisa ada cluster kerumunan scan QR code #sediih.

Sebuah keluarga kecil seperti kami (Ibunya menggendong bayi mungil, sementara Bapak menggandeng anak seusia 4 tahun) balik arah sambil menggerutu. Peraturan baru PPKM melarang anak-anak di bawah 12 tahun masuk Mal. Kecik dan Mas pun terpaksa menunggu di lobi apartemen. Kalau anak-anaknya belum bisa ditinggal terus piye? Masa iya kudu dititip Pak Satpam?

 

Seorang Ibu kurang lebih usia 60-65 nampak kebingungan. “Saya cuma mau ke ATM, sudah tidak ada uang. Anak saya jauh dari sini, gimana caranya saya bisa ke ATM?” Tetap Ibu ini harus download aplikasi PeduliLindungi. Kasihan sekali orang tua kebingungan, apa daya aplikasi saya sendiri belum running. Pada petugas saya minta tolong untuk membantu ibu sepuh dahulu, ternyata beliau gak punya kuota data. Serumit inikah untuk old citizen hanya untuk ke ATM?

 

Cara Daftar Akun PeduliLindungi agar bisa Scan QR Code Mal

Sabtu, 20 Februari 2021

Hand Sanitizer Penyelamat Darurat Ketika Tak Ada Air

https://www.lifebuoy.co.id/products/hand-sanitizer.html
Sumber: www.freepik.com

Hand sanitizer bukan hal baru buat Jelajah Suwanto, jauh sebelum pandemi menyerang produk ini telah setia menemani. Hand sanitizer travel size selalu sedia di tas tangan dibawa kemanapun pergi. Bagi kami hand sanitizer lebih praktis untuk membersihkan tangan kala darurat tak ada air mengalir.

 

Apalagi memasuki adaptasi new normal, hand sanitizer semakin penting sebagai penangkal virus, bakteri, kuman dan kawan-kawannya yang tak kasat mata itu. Kebersihan tangan menjadi pertahanan pertama yang direkomendasikan WHO guna mencegah penyebaran penyakit. Cara paling benar tetap dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan dibersihkan dengan air mengalir. Hand sanitizer merupakan alternatif yang tidak kalah efektif bila  sabun dan air mengalir tidak ditemukan.

 

Selasa, 09 Februari 2021

Deterjen Cair Penting Dibawa Saat Traveling

Deterjen cair untuk membuat gelembung tiup


Deterjen cair merupakan salah satu perlengkapan penting Keluarga Suwanto saat jelajah. Sebab deterjen cair tak hanya berguna untuk urusan cuci mencuci pakaian, tapi juga bermanfaat sebagai mood booster buat si Kecik, Kakaknya, Bundanya juga Ayahnya. Kami suka bermain gelembung. Apalagi ketika angin pantai menerbangkan gerombolan gelembung serupa pelangi. Seru. 

Selasa, 17 November 2020

Kapurung Aroma Luwu, Cita Rasa Segar Unik Asam Patikala

 

Kapurung Aroma Luwu, cita rasa asam patikala yang ngangenin || ©JelajahSuwanto
Kapurung Aroma Luwu, cita rasa asam patikala yang ngangenin || ©JelajahSuwanto

“Bun, aku ko kangen makan kapurung ya.” Sulung mengagetkan fokusku. Pasalnya si Mas baru saja lihat-lihat foto lama ketika kami masih tinggal di negeri Anging Mamiri. Tiba-tiba saja aroma kapurung, cita rasa asam khasnya menggugah selera #halaaah.

Kapurung favorit kami adalah kapurung dengan kuah segar ala Rumah Makan Aroma Luwu. Di Makassar ada 2 rumah makan yang menyajikan menu khusus kapurung, Aroma Luwu dan Aroma Palopo. Aroma Luwu terasa lebih ringan dan segar dibanding kapurung Aroma Palopo yang sepertinya menggunakan bumbu kacang untuk kuah. Keduanya sama-sama nikmat, tapi selera kami tetap Aroma Luwu Sultan Alauddin.

Jumat, 13 November 2020

Bumiku Sehat Aku Gembira: 5 Hal yang Bikin Gembira (Review Buku)

Review Buku Bumiku Sehat Aku Gembira || ⓒJelajahSuwanto
Cover Buku Bumiku Sehat Aku Gembira, si buku tosca yang sarat ilmu || ⓒJelajahSuwanto

Sudah dua hari #KenSiPenjelajahKecik dan Bun bertualang keliling dunia. Melalui buku “Bumiku Sehat Aku Gembira” kami larut menyimak cerita para sahabat di benua Australia, Asia, Afrika, Amerika, dan Eropa dalam upaya mereka menyelamatkan lingkungan. 

Menyenangkan sekali menyusuri setiap lembar buku ini.

Tak hanya lebur mengikuti 15 cerita anak, pembaca juga disuguhi informasi “Kamu Harus Tahu.” Tersaji pengetahuan, tindakan pemerintah dan masyarakat dalam menjaga lingkungan di negara tempat mereka tinggal serta tips umum menjaga lingkungan. Selain itu pada bagian akhir ada 11 bonus lembar aktivitas buat si pembaca kecik.

Tak heran bila buku Bumiku Sehat Aku Gembira mendapat banyak sambutan dan apresiasi dari khalayak. Salah satunya, apresiasi dari Dirjen PSLB3 (Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya) yang merujuk buku ini sebagai BAHAN BACAAN BAGUS untuk ANAK dan REMAJA.

 

Senin, 31 Agustus 2020

Perubahan Iklim dan Cerita Kita Merawat Rumah Kita Bersama

Panorama Waduk Jatiluhur dari jalur pendakian Gunung Lembu | © JelajahSuwanto
Panorama Waduk Jatiluhur dari jalur pendakian Gunung Lembu | © JelajahSuwanto

 

Ruah keemasan menerangi punggung gunung, menjalarkan hangat pada jiwa-jiwa alam. Keluarga Suwanto bergegas menuruni Gunung Lembu dengan satu asa kamar mandi di basecamp. Sayang, tiba di tujuan kami kecewa. Lorong menuju kamar kecil ditutup papan kayu. Tertempel kertas kuarto “AIR HABIS”. Lari ke warung seberang yang juga menyediakan beberapa kakus, sama saja. “Musim sekarang airnya susah, Neng. Seret. Kemungkinan baru nanti sore ada mobil yang bawa air.” Bapak di warung mie ayam itu menandaskan.

Gunung Lembu 792 mdpl lokasinya tak jauh dari Jakarta, berada di Kampung Panunggal, Desa Panyindangan, Sukatani, Purwakarta. Selain treknya yang ramah bagi pendaki cilik maupun pemula, Gunung Lembu memiliki jua keunikan sebuah pelataran batu di bibir tebing. Dikenal dengan nama Batu Lembu. Waduk Jatiluhur dengan rumpon-rumpon nelayan, pulau di tengah waduk, pemukiman dan gunung gemunung yang membingkainya terlukis sempurna dari ketinggian Batu Lembu. 

Krisis air di wilayah Waduk Jatiluhur, salah satu bendungan terbesar di Indonesia yang area tangkapan DAS-nya seluas 4.500 kilometer persegi, bukankah ini sebuah tanda tanya?

 

Rabu, 17 Juni 2020

Casabaio Paradise Resort, Staycation Nyaman di Likupang

Ocean View
Senja dari Ocean view Casabaio Paradise Resort || jelajahsuwanto


Malam sebelum weekend escape Jelajah Suwanto, Pak Suami dihubungi oleh customer service (CS) Casabaio Paradise Resort. “Effort-nya CS Casabaio oke juga loh. Mereka sampai DM aku karena teleponnya gak keangkat. Kasih info besok ada acara Kaum Ibu di Likupang, jadi bagusnya kita berangkat pagi biar gak kena macet.”

Sebab orang Jawa ini tra mangarti macam mana acara Kaum Ibu, maka informasi dari CS Casabaio dijalankan dengan kurang siaga.

Keluarga Suwanto baru berangkat dari Manado Pk.10.07 WITA. Pengalaman kami, perjalanan ke Casabaio paling lama 1,5 jam berkendara santai. Jarak tempuh ke hotel tidak terlalu jauh, kurang lebih 56 km saja. Dengan memperhitungkan waktu chek-in di Casabaio Pk.14.00 WITA, rasanya cukup deh. Semacet-macetnya Manado tidak akan makan waktu too much kayak Jakarta.


Rabu, 12 Februari 2020

Kopi Menoreh Pak Rohmat, Sepadan Cipta Bahagia

Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat ©JelajahSuwanto
Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat  © JelajahSuwanto

Senja tambah sempurna jika senyum mereka yang tercinta merekah bak lembayung di ufuk barat. Sebuah kedai nun di barat, barat sekali, nyaris di pucuk perbukitan Menoreh menjadi perhentian jelajahsuwanto senja itu. Adalah Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat namanya.

Haaa… ini bener gak sih jalannya?” pertanyaan yang sama terlontar berulang kali. 
“Kedai kopinya terkenal ko, tapi gak tahu kalau jalannya begini amat yah…” bau-bau keraguan samar terdeteksi. 
Jalannya itu loh, meski beraspal tapi ya cilik mentik, juga nanjak. Berpapasan pula dengan Simbah-simbah gesit pada suatu senja di perbukitan Menoreh, itu laksana romansa yang menghangatkan hati. Maaf ya Pak, Bu, jadi ketanggor ranting, jalannya lumayan mepet untuk dua mobil soalnya.  

Seistimewa apa sih Kopi Menoreh Pak Rohmat sampai orang rela mlipir ndeso, gini? Bikin tambah penasaran, ya.

Selasa, 21 Januari 2020

Batuangus Boleh Hangus, Tidak Welas Asih

Batuangus Boleh Hangus, Tidak Welas Asih | © JelajahSuwanto
Batuangus Boleh Hangus, Tidak Welas Asih | © JelajahSuwanto

 
Cuaca di utara Sulawesi kadang sulit diprediksi, tentunya hanya buat awam yang bukan ahli BMKG. Pagi itu mentari berseri, hari yang cocok untuk menjelajah. Keluarga Suwanto spontan melaju ke Batuangus. Menurut Google Maps perkiraan waktu tempuh Pantai Batuangus dari Manado kurang lebih 1,5 - 2 jam berkendara. Secara administratif Pantai Batuangus berada di Kelurahan Kawasari, Kecamatan Aertembaga, Kota Bitung.

Jelajahsuwanto kali ini mengambil rute Airmadidi menuju jalan raya Manado-Bitung. Jalanan yang biasa kami lewati dan tetap di hati. Siluet gunung, perbukitan, lambaian nyiur, kelak-kelok dan turun-naiknya terasa selalu baru membuat rindu. Dan jelas pagi itu tak ada yang bisa merusak jelajahmu, ceria laksana surya.

Namun, seperti kubilang, cuaca di utara Sulawesi tak ubahnya hidup. Yang Kuasa punya mau maka terjadilah. Kini di tiga perempat perjalanan, tanpa peringatan kami menyibak tebalnya hujan bulan Desember. Jarak pandang menjadi terbatas. Pak Sopir dan navigatornya yang bawel berjibaku melihat jalan. Sementara dua kakak beradik di bangku belakang terbawa imaji demi melihat wiper yang hilir mudik. Kelewat aneh, kakak beradik bisa plek ketiplek terpesona pada wiper, sedari orok. Ajaib.


Sabtu, 30 November 2019

Wedang Uwuh Kebaikan Alami Menghangatkan Jiwa

 

Konsumsi makanan dan minuman dari kebaikan alam adalah salah satu cara mengusahakan gaya hidup sehat

“Mbak, biar wajahmu penuh senyum, tapi badanmu ini bicara banyak. Ndak bisa bohong kalau sama aku,” celetuknya mengagetkan. “Semua itu asalnya dari pikiran, Cah Ayu.” Lanjutnya seolah angin lalu.

🌿

 

Beberapa hari selepas persalinan si sulung, rasanya merupakan masa-masa terberat dalam hidupku. Tubuh, emosi dan mental remuk redam. Apalagi, kami sepakat sampai sulung selapanan aku tetap di Yogya untuk belajar dulu pada Ibu mertua cara merawat bayi mungil. Jauh dari suami buat ibu muda labil ini adalah tantangan berat. Siapa sangka kebaikan alami wedang uwuh mujarab mengembalikan kewarasanku.

Secerah pagi, senyuman Bu Gito menyapa. Ibu membuat janji temu dengan ahli pijat terkenal di dusun kami. Spesialisasinya mengurut ibu setelah bersalin dan adek bayi. Sulung di antrian pertama. Kentara sekali bayi mungil di depanku itu terbuai menikmati setiap urutan tangan Bu Gito. Ah, beliau memang sakti. Tak kudengar tangisan melengking yang bikin aku tergopoh-gopoh panik.

Jumat, 25 Januari 2019

Narablog: Istimewa Ketika Tulus & Bermanfaat



Bangga menjadi narablog

Pada Senja Itu

Pada suatu senja dengan rintik hujan, seorang ibu berputera dua duduk di depan cermin. “Aku harus menulis catatan perjalanan keluarga kecilku!”, ucapnya pada wajah bulat yang menatap lekat. 
Kelak anak-anakku dapat bertualang kembali ke masa kecil mereka. Tulisan itu adalah prasasti cinta Keluarga Suwanto. Kisah tentang jelajah dan limpah kasih sayang semesta.”
Demikianlah malam itu, pada medio 2015 di suatu senja dengan rintik hujan, jelajahsuwanto mulai direka.

Catatan perjalanan Keluarga Suwanto kurangkai di penggal lempengan maya. Wadah itu tertanam dalam sebuah blog gratisan, Blogpsot. Tak mengapa, bentuknya carut marut, aku hanya ingin menulis. Jelajahsuwanto cuma coretan seorang ibu untuk kedua puteranya. Coretan yang kadang kala berasal dari ingatan lampau yang diabadikan Pak suami lewat foto.  

Senin, 02 Oktober 2017

SkyScanner Dan Cerita Jelajah Anak Rantau

Pulau Kecil yang tertangkap kamera, dalam perjalanan menuju Makassar | © jelajahsuwanto
Pulau Kecil yang tertangkap kamera, dalam perjalanan menuju Makassar | © jelajahsuwanto
 
 
New Hello
“Bun, aku promosi…, tapi ke luar pulau…, gimana?” Siang itu, masih terngiang suaranya di seberang telepon. Aku bangga dan berbahagia untuk suamiku, tapi mengapa ruangan kantor itu nampak indah, menahanku untuk tetap tinggal di Ibukota yang penuh gairah. Promosi suami, resign dari pekerjaanku sendiri, negeri orang, pindah sekolah anak, jauh dari orang tua sanak keluarga, semuanya berkecamuk meminta porsi.

Saya dan Suami menyukai perjalanan. Masih membekas jawaban seorang Senora di film The Way, ketika ditanya pernahkah ia pergi ziarah ke Santiago de Compostella. Ia mengatakan “No never, when I was young, I was too busy, and now that I am older, I’m too tired!”.
Tidak, saya tak ingin terjebak dalam rutinitas semu seperti Senora tersebut. Tidak juga berlindung di balik alasan pekerjaan maupun anak-anak. Saya siap merantau dan mengenalkan anak-anak pada indahnya perjalanan.

Maka demikianlah, setelah melalui diskusi suami istri, pergumulan doa, dan restu orang tua, Keluarga Suwanto siap terbang menemukan “new hello” ke tanah rantau.

Senin, 08 Mei 2017

Talaip Homestay: Sanctuary Di Mulut Teluk Aljui Waigeo Barat

Talaip Homestay, Raja Ampat; semburat merah daun Ketapang Laut +jelajahkeluargasuwanto
Talaip Homestay, Raja Ampat; semburat merah daun Ketapang Laut +jelajahkeluargasuwanto

Hari menjelang senja, ketika Boat Kawe Star merapat di dermaga Talaip. Sebuah jembatan yang tersusun dari jalinan kayu, memanjang hingga ke tepi pasir putih. Jetty, demikian sebutan untuk dermaga atau jembatan kayu di Raja Ampat. Tepat di muka homestay, di ujung jetty yang eksotis, Ketapang Laut menyambut Keluarga Suwanto. Meski Ketapang Tua ini sedang menggugurkan daun-daun, semburat merah yang tersisa tetap memancarkan keanggunannya. Siapa tidak terpesona?

Kamis, 15 September 2016

Sunburn (Terbakar Matahari) & Cara Mengatasinya

Kulit Terbakar Matahari
Kulit yang terkena sunburn berwarna merah dan terasa agak perih || JelajahSuwanto


Pertama kali mendatangi Tanjung Bira, Keluarga Suwanto begitu terpesona akan kecantikannya. Belum pernah kami menginjakkan kaki di pasir putih selembut bedak. Apalagi, biru tosca-nya yang segar membuat kami lupa diri lupa waktu. Dari pagi sampai sore hari, kami bermain di  pantai dan perairan Tanjung Bira. Berenang-renang, mencari kerang, naik banana boat, main bola, tiduran di pasir. Tiada bosannya. 

Dan, tak satu pun dari Ayah dan Bundanya ingat untuk menggunakan tabir surya alias sunblock.

Memang tidak terjadi apa-apa selama menikmati pantai. Masalah baru terasa begitu tiba di Makassar. Dua hari setelah bercengkerama di air laut itu.

Kulit kami terbakar terkena sunburn (sengatan matahari).

Rabu, 27 April 2016

10 Pantai Terindah di Bulukumba Sulawesi Selatan

Setibanya di Sulawesi Selatan, seringnya Keluarga Suwanto menjelajah pantai-pantai indah yang masih alami.

Pantai wilayah Timur Indonesia menurut kami adalah surga.

Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Bulukumba memiliki potensi wisata pantai yang sangat menjanjikan.

Berikut adalah 10 pantai cantik yang sudah Keluarga Suwanto jelajahi:

1. Pantai Lemo-Lemo

Pantai Lemo-lemo berada di Kelurahan Tanah Lemo, kecamatan Bonto Bahari. Jarak tempuh dari Kabupaten Bulukumba sekitar 1 jam.  Termasuk salah satu hidden paradisenya Bulukumba.

Cerita perjalanan Pantai Lemo-lemo bisa dibaca di Pantai Lemo Lemo, Aset Potensial Wisata Bahari Sulawesi Selatan

Pantai Lemo-Lemo Bulukumba


2. Pantai Mandala Ria

Pantai Mandala Ria dinamakan demikian karena menyimpan sejarah terkait pembebasan Irian Barat dari Kolonial Belanda. Pantai Mandala Ria berada di Desa Ara, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Jarak tempuh sekitar 34 km dari Bulukumba.

Cerita perjalanan Pantai Mandala Ria bisa dibaca di Pantai Mandala Ria, Tersembunyi Cantik di Desa Ara

Pantai Mandala Ria Desa Ara, Bontobahari, Bulukumba, Sulawesi Selatan


3. Pantai Apparalang

"Apparalang" dalam bahasa setempat berarti ujung dalam. Sekilas Pantai Apparalang mirip-mirip Uluwatu di Bali. Tapi menurut kami, pemandangan lautnya lebih cantik Apparalang. Pantai tebing Apparalang berada di Desa Ara, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Pantai Tebing Apparalang Bulukumba


4. Pantai Marumasa

Pantai Marumasa berasa di Desa Darubiah, Bonto Bahari, Bulukumba. Sudah ada papan petunjuk di pertigaan jalan sebelum Masjid Besar Poros Bira. Lokasinya kira-kira 40 km dari arah Kabupaten Bulukumba. Ikuti saja petunjuk jalan tersebut, sekitar 1 km kita sudah bebas memarkir kendaraan di bibir pantai.

Cerita perjalanan Pantai Marumasa bisa dibaca di Jelajah Pantai Marumasa

Pantai Marumasa, Darubiah, Bonto Bahari, Bulukumba, Sulawesi Selatan


5. Pantai Panrang Luhu

Cerita perjalanan Pantai Panrang Luhu bisa dibaca di Phinisi: Melihat Butta Panrita Lopi Dari Dekat

Butta Panrita Lopi, Pantai Panrang Luhu Bulukumba


8. Pantai Tanjung Bara

Cerita perjalanan Pantai Tanjung Bara bisa dibaca di Tanjung Bara yang Kian Membara

Pantai Tanjung Bara Bulukumba


9. Pantai Liukang Loe

Cerita perjalanan Pantai Liukang Loe bisa dibaca di Berkemah di Pulau Liukang Loe


Pantai Liukang Loe Pulau Liukang Sulawesi Selatan

Pantai Passilohe Pulau Liukang || JelajahSuwanto

Kamis, 03 September 2015

Jelajah Rasa: Sop Kikil Andi Rahim Pangkep


Sop Kikil Andi Rahim Pangkep, Sulsel+jelajahsuwanto
Sop Kikil Andi Rahim Pangkep, Sulsel+jelajahsuwanto

Penampakan rumah makan sop kikil ini biasa saja. Kurang menggugah selera malah. Tetapi yang disajikannya dimuat di Kompas Travel. Rasa penasaran itulah yang mendorong Keluarga Suwanto melakukan perjalanan sekitar dua jam dari Makassar menuju Pangkep (Pangkajene Kepulauan). Demi mencicipi semangkuk Sop Kikil resep warisan Andi Makmur! Niat bangeet :D


Warung Sop Kikil Andi Rahim Pangkep, Sulsel+jelajahsuwanto
Sop Kikil Andi Rahim Pangkep, Sulsel: Warung makan +jelajahsuwanto

Siang itu, hari Jumat di penghujung Juli. Orang-orang sedang bersiap-siap untuk sholat Jumat. Waktu yang tepat bagi kami, karena rumah makan sepi, hanya kami sekeluarga.


Apa sih yang istimewa dari Sop Kikil ini? Yang katanya diminati banyak orang, langganan para pejabat pula. Mari kita Coba!

Senin, 10 Agustus 2015

Traveling Aman Bersama Anak, Siap Sedia Obat Andalan Keluarga!

Obat-obat yang wajib dibawa saat traveling
Tas obat mungil keluarga suwanto

Bepergian dengan anak-anak, apalagi salah satunya balita tentu memerlukan kesiap-sediaan dalam banyak hal. Obat-obatan termasuk dalam daftar “siap sedia” saya. Tas obat mungil selalu diikutsertakan hampir kemanapun kami pergi. Sedikit rempong tak apalah untuk berjaga-jaga.

Mohon maaf apabila tidak berkenan dalam penyebutan merek. Ini murni sebagai sharing obat apa saja yang kami bawa dalam perjalanan. Tidak dimaksudkan untuk kepentingan apapun. 

Berikut, obat-obatan dan alat kesehatan yang hampir selalu menemani Jelajah Suwanto:

Selasa, 04 Agustus 2015

Mari Menjelajah Bersama Anak-anak, Sekarang!

"Have u ever walked the camino, Senora?"
"No never, when I was young, I was too busy, and now that I am older, I'm too tired"


Cuplikan percakapan dari Film "The Way" di atas, begitu berbekas di hati saya.
Sebagian dari kita mungkin memimpikan untuk pergi ke suatu tempat, tapi untuk beberapa alasan tertentu, pada akhirnya niat itu urung dijalankan. 

Saya tidak mau menjadi senora di film tersebut.


Bagaimana jika sekarang saya sudah berkeluarga dan mempunyai anak-anak?

Sejak kecil, ayah saya selalu mengajak saya hampir ke setiap tempat, kemanapun ia pergi. Entah ke sawah, ke hutan, ke kolam, ke tempat dia mengajar, ke kota, kemana saja. Dari beliau itulah, saya menyukai perjalanan. 

Ayah saya walaupun pengajar agama, tetapi hanyalah seorang petani miskin yang bersusah payah menghidupi dan menyekolahkan kami. Tetapi, Ayah saya selalu punya cara mengajak kami liburan. Mengunjungi pantai, ziarah rohani, mendaki gunung, kemping, atau hanya sekedar botram* di hutan pinus.

Perjalanan itu tidaklah harus mahal.

Jika ayah saya saja dengan segala keterbatasannya bisa menunjukkan keindahan alam dan kasih sayang pada kami, maka sekarang saya pun harus bisa membaginya dengan anak-anak saya. 

Tulisan inspiring di kaos bali :D