Tiada yang lebih baik dari rasa
syukur, sekalipun hanya singgah di suatu tempat tanpa rencana.
Boleh jadi kamu berjumpa
serendipity, kebetulan yang menghangatkan!
Kamu tahu apa itu serendipity? Ser.en.dip.i .ty | discovery of something fortunate:
the accidental discovery of something pleasant, valuable or useful. Bagiku,
Friwen adalah serendipity. Lihatlah langit di atas sana, sendu kelabu. Tadinya
ingin kurekayasa foto ini untuk menunjukkan betapa anggunnya Friwen. Air yang
tenang, sayup desir angin, pasir putih nan lembut. Namun, aku akan kehilangan kisah
bila kulakukan itu.
Pagi ceria dari Tanjung Talaip, Keluarga Suwanto
gembira menyambut hari. Terbayang tur Piaynemo - Telaga Bintang -
Yenbuba dan Yeben akan spektakuler. Dan ah, tentu saja Teluk Kabui - Batu
Pensil juga Pasir Timbul. Perjalanan boleh terencana apik, tapi kenyataan
berkata lain. Suka tidak suka, segala risiko di lapangan harus siap tanggung.
Seperti hari itu, siapa nyana laut tiba-tiba bergelora, awan kelabu menumpahkan
hujan. Tambah pula kebocoran perahu naik ke level mengkhawatirkan, memaksa kami
merelakan itinerary hari ke-3 jelajah Raja Ampat.
Karena kebocoran perahu, serendipity Friwen ©jelajahsuwanto |
Tak sampai setengah jam setelah meninggalkan kawasan
hutan lindung Pulau GAM, dimana kami menepi untuk perbaikan perahu, motoris akhirnya angkat tangan. Ia mendaratkan
kembali perahu di sebuah pulau kecil yang ayem. Saat memasuki perairan Friwen,
perbedaannya begitu kentara, beringas gelombang laut sirna. Sejauh mata
memandang hanyalah perairan teduh nyaris tanpa riak. Tempat yang pas untuk
mendamaikan gulana.
Bibir merah jambe tersenyum menyambut Keluarga
Suwanto. “Mama, kami numpang tinggal sebentar ya,” pintaku pada wanita setengah
baya itu. Ia sedang menyapu daun-daun kering sambil sibuk mengunyah pinang. Di
bawah naungan ketapang laut kami merarai hati sembari menikmati makan siang
yang sudah disiapkan keluarga Talaip Homestay, tempat bermalam di hari
sebelumnya.
Sunyi pulaunya, teduh perairannya, Friwen Distrik Waigeo Selatan ©jelajahsuwanto |
Rimbunnya Ketapang Laut dan lambaian nyiur, Friwen Distrik Waigeo Selatan ©jelajahsuwanto |
Pulau Friwen berada di Distrik Waigeo Selatan. Pulau
ini dihuni sekitar 30 keluarga yang hidup harmonis di tengah kelimpahan bahari.
Kebanyakan dari penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan. Dekat pulau dikenal
sebuah spot menyelam dan snorkeling favorit wisatawan, Friwen Wall namanya. Friwen
Wall terletak di pulau kecil Friwenbonda, kurang lebih 500 meter ke arah timur
laut. “Di sana terumbu karang, ikan, anemon, banyak, cantik-cantik, alami.”
Demikian pemandu kami, Om Paul memberi keterangan.
Seteduh perairannya, Friwen juga sunyi. Mungkin kami
kurang masuk ke perkampungan. Selain Mama yang rajin menyapu, baru satu anak
pulau terlihat melintas, seekor kucing yang sedang bermalas-malasan, dan dua
ekor anjing hitam.
Papan kesepakatan tertanam di pasir putih, Friwen Distrik Waigeo Selatan ©jelajahsuwanto |
Pantai tempat kami menambatkan perahu rupanya bernama
Sauyado. Pengunjung baik yang hanya
piknik cantik, snorkeling atau menyelam tetap dikenakan pungutan sukarela.
Pungutan tersebut disepakati oleh “Tiga Tungku” yang terdiri dari tokoh agama,
Badan Musyawarah Kampung dan kepala kampung sebagai upaya untuk penanggulangan
dan fungsi konservasi. Demikian tercatat di papan pengumuman yang tertanam di
pasir putih.
Upaya
Penanggulangan dan Fungsi Daerah Konservasi Kabupaten Raja Ampat
Disampaikan
kepada siapa saja yang melakukan kegiatan snorkeling,
tamasya/piknik di kawasan
Pantai Sauyado akan dikenakan pungutan sukarela.
1.
Pungutan tersebut dimasukkan ke kotak pungutan, dengan mengisi buku tamu.
2.
Ingat, sampah pun diletakkan pada
tempatnya.
3. Kesepakatan
ini mendapat respon dari masyarakat Kampung Friwen
yang dihadiri oleh
"TIGA TUNGKU" setempat.
Friwen,
4.3.014
Tokoh
Agama, Bamuskam, Kepala Kampung
Ketapang Laut yang megah, Friwen Distrik Waigeo Selatan ©jelajahsuwanto |
Pantai Sauyado memang bersih. Pepohonan hijau rindang
dan lambaian nyiur menambah asri suasana. Sesuai kesepakatan bersama, penduduk
sadar akan kebersihan lingkungan. Diingatkan agar pengunjung pun membuang
sampah pada tempatnya. Fasilitas seperti toilet berbayar, warung makan dan
souvenir sebenarnya tersedia, tapi hari itu tutup.
Bebaskan! Friwen Distrik Waigeo Selatan ©jelajahsuwanto |
Enjoy every little thing, Friwen Distrik Waigeo Selatan ©jelajahsuwanto |
Ketapang laut yang berdiri megah di Sauyado
penyelamat kami. Cabangnya kokoh, daunnya rimbun. Tiga utas tali berjuntai.
Penduduk pulau memanfaatkannya untuk bermain ayunan. Begitulah Pak Suwanto dan
si Mas harus berterima kasih pada ketapang laut ini. Berkat ketapang laut dan
ayunannya, senyum dan tawa mereka lepas kembali, tadi lama sekali terkatup. Tak
bisa dipungkiri kami sedikit kecewa karena jelajah yang terlewatkan.
Maaf mengganggu tidur siangmu, Mpuss, Friwen Distrik Waigeo Selatan ©jelajahsuwanto |
Kucing manja menikmati ketenangan Friwen Distrik Waigeo Selatan ©jelajahsuwanto |
Jika kucing malas yang enggan membuka mata bisa
menghangatkan hatimu. Jika senyum mama pengunyah pinang bisa melelehkan penatmu.
Atau ayunan tali yang memerdekakan kecewamu, gradasi air laut melarungkan
was-wasmu, apalagi yang bisa diminta? Serendipity bisa kita maknai, jika kita
memiliki hati yang bersyukur.
Terima kasih untuk keheninganmu, Friwen Distrik Waigeo Selatan ©jelajahsuwanto |
Boat Kawe Star tak bisa lagi mengantarkan
jelajahsuwanto, Om Paul berupaya mengusahakan sisa perjalanan tetap menyenangkan.
Kami menumpang perahu nelayan menuju Batu Lima Homestay, tak jauh dari Friwen.
Persis di seberangnya, sekitar 15 menit berperahu. Lihatlah airnya yang tenang laksana
danau.
Sebagaimana jelajah suwanto memaknai Friwen sebagai
serendipity, semoga anda yang tak sengaja membaca catatan ini menemukan juga
serendipitynya sendiri. Salam jelajah!
Sampai jumpa Friwen Distrik Waigeo Selatan ©jelajahsuwanto |
Ada sinyal nggak mbak? Hehehe saya penasaran daerah2 di papua gitu menikmati perkembangan teknologi seperti daerah lain nggak ya..
BalasHapusWah pantainya Indah dan Tenang banget yaa mbak. Nyaman deh rehat disitu. Cuman ya itu ya mbak. Sepertinya sepi banget. Tapi disitu bisa snorkeling juga yaaa ...
BalasHapusMasya Allah, hanya melalui gambar dan tulisan Mbak Sri, saya kok merasa sedang dibawa ke sana. Adem sekali suasananya. Bak surga dunia. Deskripsinya bagus dan ada gaya sastra-nya sih :)
BalasHapusBaru tahu tentang Friwen anda it's my serendipity :)
Aaaah keren banget, Mbak ini. Aku juga jadi kepo sama jelajah keluarganya. Selalu sengaja diprogramkan kah? oia thanks juga jadi tau nih apa itu serendipity :D
BalasHapusUwoo ketje bangets ini
BalasHapusBeneran nemu kek gini di tengah kecewa hati jadi terhalau rasa galau.
Btw, namanya unik yaaa..Friwen.
Ditunggu jelajah lainnya
MasyaAllah, indah banget Farwin Raja Ampat mbak😍 aku bisa ke sana nggak ya nanti? Secara pasti traveling-nya butuh badget lumayan banget nih
BalasHapuswoooow....keren bingit s3karang Papua dg Raja Ampatnya. Sudah 20 th aku ga nginjak tanah Papua. Muantab liburannya Mba
BalasHapusIndah banget tulisanmu, Mbakyu. Jan, jempolan Mbak iki.
BalasHapus