Taman Suropati Napak Tilas Jelajah Suwanto

Taman Suropati Menteng Jakarta Pusat
 
Di masa itu setiap akhir pekan aku kerap mendatangi Taman Suropati. Adalah Almarhum Bapak Djokodwihatmono yang mengenalkanku pada taman asri dengan pohon-pohon rindang dan rumah burung dara. Dari tempat kami tinggal, persis di seberang rumah Wakil Presiden RI Try Sutrisno (1993-1998) jarak Taman Suropati dekat saja. Lokasi Taman Suropati berada di Jl. Taman Suropati No.5, Menteng, Jakarta Pusat. Bersama Pak Djoko, Mbak Ane dan Kak Nova kami akan memutari taman dilanjutkan jalan ke Situ Lembang. Pun setelah menikah jogging di Taman Suropati masih jadi semacam kebiasaanku bersama suami.
  Drs. B. Djokodwihatmono, MA
 
Terletak di kawasan menteng, Taman Suropati tepat berada di antara pertemuan tiga jalan utama, yaitu Jalan Diponegoro, Jalan Teuku Umar dan Jalan Imam Bonjol. Letaknya yang strategis ditambah suasana sejuk membuat taman ini menjadi tempat persinggahan banyak orang. Bukan hanya olahraga, ngadem, kumpul-kumpul komunitas, bahkan untuk bermalam. Pernah di suatu pagi yang cerah bertahun-tahun lalu, aku bersirobok dengan sepasang muda-mudi yang baru terbangun di bawah pohon. Sebagai area publik mungkin Taman Suropati menjadi jujugan bagi mereka tak punya tujuan lain.
 

SEKILAS TENTANG TAMAN SUROPATI

 
Taman Suropati ternyata sudah dikembangkan sejak Jakarta masih bernama Batavia. Terinspirasi dari walikota pertamanya (G.J. Bisshop, 1916-1920) lapangan bundar yang luas itu kemudian dijadikan taman dengan nama Burgemeester Bisschopsplein. Setelah kemerdekaan Indonesia lalu diubah menjadi Taman Suropati. 
 
Untung Suropati adalah seorang pahlawan nasional yang berjasa mengusir penjajah Belanda. Beliau ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia berdasarkan penetapan S.K. Presiden No. 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975. Jujur, aku baru menelusuri kepahlawanannya ketika menulis catatan mengenai Taman Suropati ini. Maka untuk Mas dan Kecik, Bun akan tuliskan kisah Untung Suropati di bawah agar kalian juga menaruh hormat pada jasa mereka yang turut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
 
 
Taman Suropati
 

ADA APA DI TAMAN SUROPATI?

Matahari hampir mencapai puncak langit, waktu yang tepat untuk cari angin mampir ke taman sejuta kenangan ini. Terik matahari diredam oleh rimbun daun-daun mahoni yang telah lanjut usianya. Taman Suropati memang memiliki banyak jenis pohon yang bercabang banyak dan berdaun rindang. Selain Swietenia Mahagoni atau Mahoni, ada pula Sawo Kecik yang rasa buahnya manis-manis sepet, Tanjung, Kelapa, Bungur juga tanaman suku palem-paleman turut memeriahkan sudut-sudut taman.

Taman yang memadukan bentuk persegi dan lingkaran ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang. Bangku-bangku taman, gazebo, trek jogging, dan toilet tersedia bagi kenyamanan para pengunjung. Terdapat juga monumen berupa patung-patung karya seniman patung dari 6 negara Asia Tenggara pendiri ASEAN. Taman Suropati menjadi penting karena ada nilai historis dari peletakan patung-patung tersebut.

Taman seluas 16.328 m2 ini ditata dan dirawat dengan baik. Helai-helai kuning, hijau atau coklat tua dedaunan kering tak lama singgah di tanah. Para petugas Pemeliharaan Taman sigap merapikan. Fasilitas seperti toilet umum terjaga bersih. Pemeliharaan Taman Suropati berada di bawah naungan Dinas Pertamanan DKI Jakarta. Bisa dikatakan Taman Suropati adalah salah satu taman dengan kualitas terbaik di Jakarta. 

 

Rumah burung dara di taman suropati

Taman Suropati Sabtu siang itu ternyata diminati banyak pengunjung. Dalam kenanganku setiap akhir pekan selalu ada saja orang beraktivitas. Kali inipun riuh orang-orang bercengkerama di sekitar taman. Duduk-duduk di bangku-bangku yang tersedia atau ngemper di trotoar sambil menyantap makanan. Rasanya mereka sama seperti kami, rindu menghirup udara segar karena lama tertawan corona.

Beruntung kami masih dapat menepikan mobil di bahu jalan dibantu abang tukang parkir yang murah senyum. Salah satu yang mungkin menjadi kekurangan Taman Suropati adalah lahan parkir yang minim. Seperti Abang tukang parkir, penjual makanan juga sumringah, wira-wiri mengantar pesanan. Hari itu nampaknya mereka laris manis. Gerobak-gerobak dorong mangkal di pelataran taman. Ada Siomay, Batagor, Bakso, Donat, Minuman dingin, Kopi, Cilok dan jajanan warung lainnya.

Sebagai area publik, tidak ada biaya untuk masuk Taman Suropati. Semua fasilitas di dalam taman dapat dinikmati bersama. Tentu saja sangat disarankan kita sebagai pengunjung turut bertanggungjawab menjaga kebersihan taman.

 

Kucing di Taman Suropati

Setelah ratusan purnama, kini kami tak lagi berdua, sudah berempat. Kami mengajak anak-anak memutari jogging track di bagian luar taman karena relatif lebih sepi. Sambil berjalan santai, anak-anak ah oh mendengar napak tilas ayah bundanya. Rumah burung dara masih bisa ditunjukkan. Kolam air mancur yang tak sedang mancur terlihat dari titik kami berfoto. Sementara patung-patung artistik simbol perdamaian Asia Tenggara tak sempat anak-anak kagumi.

Tak ingin menganggu dengkur kucing manis, keluarga Suwanto mengakhiri napak tilas hari itu. Taman Suropati dengan segala kenangannya masih memberikan kesejukan bagi siapa saja yang mendatanginya. 

 Jelajah Suwanto di Taman Suropati Menteng

 ________________

 

Kisah Kepahlawanan Untung Suropati

 to be continued . . .

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KELUARGA SUWANTO

KELUARGA SUWANTO
Keluarga Suwanto di Ranger Station Raja Ampat

Recent Posts

Popular Posts

Label