Taman Doa Maria Gantang: Mbok Tentrem Memberi Damai

Mbok Tentrem, Bunda Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan di Taman Doa Maria Gantang, Ⓒjelajahsuwanto
Mbok Tentrem, Bunda Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan di Taman Doa Maria Gantang, Ⓒjelajahsuwanto

Aku tertegun memandang Mbok Tentrem di bawah langit kelabu kaki Gunung Merapi. Sang seniman yang memahatnya melanting pesan yang dalam. Bunda Maria atau Mbok Tentrem (sebutan mesra dari sang seniman) tidak lagi menginjak ular seperti yang biasanya. Kini, Bunda Maria mengenjak kepala naga. Kejahatan manusia sekarang tak sebanding lagi dengan ular yang menjerumuskan manusia pertama ke dalam dosa. Naga adalah metafora dosa manusia zaman ini. Kefasikan yang meruak, merajalela! Namun, Taman Doa Maria Gantang memberikan ruh pengharapan. Bunda Maria ratuning katentreman lan karaharjan sedia melibas naga kedosaan yang membelit kehidupan setiap kita.
Seorang ibu separuh baya pulas di gazebo doa. Semilir angin gunung membuainya dalam lelap. Taman Doa Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan (demikian lengkapnya nama Taman Doa Maria Gantang) dibangun di area terbuka seluas 3.670 meter persegi. Tertata apik, hijau dan asri. Ia menyatu dengan nuansa pedesaan yang romantis. Ladang-ladang jagung yang tengah berbunga, tumbuhan palawija, dan kebun buah. Pantas bila mereka yang datang merasa damai, tentrem, seperti halnya si Ibu yang sedang nidera.

Bunda Maria yang baik hati, jauhkanlah kami dari dosa besar. - Taman Doa Maria Gantang, Ⓒjelajahsuwanto
Bunda Maria yang baik hati, jauhkanlah kami dari dosa besar. - Taman Doa Maria Gantang, Ⓒjelajahsuwanto


Bunda Maria di tengah suasana padukuhan Lereng Merapi itu terlihat begitu njawani. Rupanya tak berwujud perempuan ayu hidung bangir berkulit cerah. Kulit coklat merujuk pada sawo matang perempuan Jawa, sama sekali tak merubah keagunganNya. Paras lembut dan tangan yang terbuka adalah gambaran Mbok Tentrem, Maria yang membawa ketenteraman dan membesarkan pengharapan. Dengan gambaran Maria yang membumi, sama seperti sosok perempuan Jawa macam aku, mendaraskan doa kepada Yang Maha Kuasa melalui perantaraanNya terasa begitu langsung.

“Kalian itu menyembah berhala, ya?” suatu hari seorang kawan melontarkan pertanyaan menohok. “Ko kalian berdoanya ke patung-patung begitu?” lanjutnya ketika kami dalam perjalanan melewati Gua Maria. 

Sejauh yang kutahu, patung dalam tradisi Katolik adalah salah satu sarana berdoa untuk mempermudah kami mengarahkan hati dan menjalin komunikasi dengan Tuhan yang tak kasatmata. Gambar atau patung bukan obyek penyembahan. Sarana-sarana ini sengaja dibuat untuk membantu kami merasa dekat dengan Allah ketika berdoa, menghayati kehadiranNya yang menyelamatkan. 

“Mungkin fungsi patung-patung bisa disamakan seperti ketika kamu memandang foto pacarmu dan berbisik lirih pada foto itu saat kamu merindukannya, mungkin…” kataku mencoba memberi pemahaman yang dibalas dengan anggukan. 


Taman Doa Maria Gantang menyatu dengan suasana alam Padukuhan Gantang di lereng Merapi  Ⓒjelajahsuwanto
Taman Doa Maria Gantang menyatu dengan suasana alam Padukuhan Gantang di lereng Merapi  Ⓒjelajahsuwanto


Adalah Ismanto, sang pemahat Mbok Tentrem di Taman Doa Gantang. Membaca makna filosofis Bunda Maria yang ia rancang, sosoknya mencuri perhatianku. Patung Mbok Tentrem yang dibuat setinggi 10 meter itu memiliki tiga makna esensial. 

Pertama, 3 meter dasar patung merujuk pada iman umat kristiani, persembahan bagi Tritunggal Maha Kudus: Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Kedua, 7 meter badan patung Bunda Maria melambangkan ke-7 Sakramen Gereja. Di Kamus Besar Bahasa Indonesia Kemendikbud, sak.ra.men /sakramèn/ n Kat berarti Upacara suci dan resmi untuk bertemu dengan Tuhan dan untuk menerima rahmat Tuhan lewat tanda-tanda (Ada 7 sakramen, yaitu: Baptis, Mahakudus [Ekaristi], Penguatan, Tobat [Pengakuan Dosa], Perkawinan, Imamat, dan Perminyakan). Makna ketiga tersirat dari keseluruhan tinggi patung Bunda Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan, 10 meter mengacu pada Sepuluh Perintah Allah.

 
Bapak Ismanto, Seniman Merapi sang pemahat Mbok Tentrem di Taman Doa Maria Gantang  Sumber: Antaraphoto





Biasanya, tidak kuperhatikan makna filosofis dari sebuah patung, atau siapa pembuatnya. Tetapi membaca keterangan foto seperti telah kutulis di atas, melihat karya seni yang mampu mendekatkan diri pada Sang Khalik, entah mengapa kali ini aku ingin tahu siapa dan bagaimana sebuah karya dapat memiliki “ruh”.

Ismanto, kutelusuri dari pencarian Google, ia lelaki berkulit legam dari Komunitas Lima Gunung yang telah menemukan “jalan” dan pamornya. Sebelum menemukan jalan seniman, berbagai laku telah ia lakoni. Buruh, penjual, pembantu, dan lain-lain. Kalimat Ismanto dikutip dari laman kompas.com menjadi ‘oh momen-ku’. “Membuat karya harus total tidak setengah-setengah, karena karya kita itu ekspresi diri kita sendiri, di situ terpancar karakter pembuatnya." 

Sebuah kontemplasi yang membangun. Terima kasih, Pak Ismanto.

Pojok Doa, di belakangnya ada sebuah Gazebo terbuka - Taman Doa Maria Gantang,  Ⓒjelajahsuwanto
Pojok Doa, di belakangnya ada sebuah Gazebo terbuka - Taman Doa Maria Gantang,  Ⓒjelajahsuwanto


Taman Doa Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan yang semula merupakan impian Almarhum Mgr. Johannes Pujasumarta telah diresmikan pada Bulan Oktober 2017. Panitia dan umat setempat berupaya dengan sungguh membangun taman doa ini. Lokasinya tepat di belakang Gereja Katolik stasi Santo Fransiskus Xaverius, Gantang. Adapun gereja parokinya adalah Gereja Katolik Santo Kristoforus, Banyutemumpang. Fasilitas bagi peziarah boleh dikatakan memadai. Gazebo untuk beristirahat, tempat doa, lahan parkir, serta toilet tersedia dan terawat dengan baik.

Tak sulit menemukan Taman Doa Maria Gantang. Meski agak masuk ke pedesaan, tetapi jalannya beraspal mulus. Bus kecil pun dapat melewatinya. Mungkin karena jalanan terbiasa sepi, beberapa pemotor ngebut bikin kaget. Tetap selalu waspada ketika berkendara. Jurang berbalut hijaunya perdu, ladang-ladang petani dan kabut tipis membawa sensasi berkendara di ketinggian. Lokasi taman doa ini tak jauh dari area wisata Ketep Pass Magelang. Kala itu jelajahsuwanto melakukan perjalanan dari Omah Yudi, Temanggung, menempuh perjalanan kurang lebih 53km sekitar 1,5 jam. Berikut, ancar-ancarnya:



Keluar dari Taman Doa, Simbok-simbok menggelar sayur mayur hasil ladang. “Monggo pinarak, Jeng.” Mereka santun memanggil. Pisang, Labu, Timun, Cabai, Tomat dan Sukun. Astaga, semuanya segar baru dipetik. Nasi jagung dan wader tidak ketinggalan masuk ke dalam plastik. Lama-lama di depan Simbok bisa kalap, pengen borong. 

Alangkah senangnya hidup di desa. Keramahan dan ketulusan terasa nyata.

Jika kebetulan berkunjung, bolehlah berbagi rezeki dengan Simbok penjual di sekitar taman doa. Harga yang ditawarkan amat terjangkau, malah dibawah harga pasar. Dusun Gantang berada di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Mayoritas mata pencaharian penduduk bertani dan sebagian beternak. Senyum adalah bahasa universal yang melimpah di dusun ini. Alami, tenang dan hangat, mungkin itulah tiga kata yang mewakili suasana kehidupan penduduk Gantang.

Magis, selarik kabut putih di tengah mendung kelabu menjadi latarbelakang Bunda Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan - Taman Doa Maria Gantang,  Ⓒjelajahsuwanto
Magis, selarik kabut putih di tengah mendung kelabu menjadi latarbelakang Bunda Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan
T
aman Doa Maria Gantang Ⓒjelajahsuwanto

Demikianlah siang itu, selarik kabut putih menjadi latar belakang Mbok Tentrem, sementara kelabu memenuhi langit. Titik-titik air hujan sempat terbawa angin, namun sekejap saja. Hanya udara dingin khas pegunungan yang tertinggal. Suasana hening dan magis membawa Keluarga Suwanto dalam perayaan syukur yang khidmat.

Semoga siapapun yang datang dan berdoa di Taman Doa Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan Gantang bertemu dengan Tuhan Yesus dan mengalami ketenteraman dan kebahagiaan dariNya yang dilimpahkan-Nya dengan pengantaraan Bunda Maria. –Pesan pastoral Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Semarang.

Bunda Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan - Taman Doa Maria Gantang  Ⓒjelajahsuwanto
Taman Doa Maria Gantang,  Magelang Ⓒjelajahsuwanto

Sepuluh Perintah Allah


Akulah Tuhan, Allahmu,
1. Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepadaKu saja,
dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu.
2. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat.
3. Kuduskanlah hari Tuhan.
4. Hormatilah ibu-bapamu.
5. Jangan membunuh.
6. Jangan berzinah.
7. Jangan mencuri.
8. Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu.
9. Jangan mengingini istri sesamamu.
10. Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil.

  
Foto yang menjadi sumber tulisan:

Pesan pastoral dari Mgr. Robertus Subiyatmoko, Uskup Agung Semarang  - Taman Doa Maria Gantang,  Ⓒjelajahsuwanto
Pesan pastoral dari Mgr. Robertus Subiyatmoko, Uskup Agung Semarang  - Taman Doa Maria Gantang,  Ⓒjelajahsuwanto

Filosofi dari Patung Bunda Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan - Taman Doa Maria Gantang Ⓒjelajahsuwanto
Filosofi dari Patung Bunda Maria Ratuning Katentreman lan Karaharjan - Taman Doa Maria Gantang Ⓒjelajahsuwanto


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KELUARGA SUWANTO

KELUARGA SUWANTO
Keluarga Suwanto di Ranger Station Raja Ampat

Recent Posts

Popular Posts

Label