Kopi Menoreh Pak Rohmat, Sepadan Cipta Bahagia

Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat ©JelajahSuwanto
Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat  © JelajahSuwanto

Senja tambah sempurna jika senyum mereka yang tercinta merekah bak lembayung di ufuk barat. Sebuah kedai nun di barat, barat sekali, nyaris di pucuk perbukitan Menoreh menjadi perhentian jelajahsuwanto senja itu. Adalah Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat namanya.

Haaa… ini bener gak sih jalannya?” pertanyaan yang sama terlontar berulang kali. 
“Kedai kopinya terkenal ko, tapi gak tahu kalau jalannya begini amat yah…” bau-bau keraguan samar terdeteksi. 
Jalannya itu loh, meski beraspal tapi ya cilik mentik, juga nanjak. Berpapasan pula dengan Simbah-simbah gesit pada suatu senja di perbukitan Menoreh, itu laksana romansa yang menghangatkan hati. Maaf ya Pak, Bu, jadi ketanggor ranting, jalannya lumayan mepet untuk dua mobil soalnya.  

Seistimewa apa sih Kopi Menoreh Pak Rohmat sampai orang rela mlipir ndeso, gini? Bikin tambah penasaran, ya.


Menuju Kopi Menoreh Pak Rohmat; Maaf ya Pak, Bu ©JelajahSuwanto
Dalam perjalanan menuju Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat; Maaf ya Pak, Bu © JelajahSuwanto

 
Kira-kira 40 menit sebelumnya.

Haloo Tan, udah di rumah belum? Ngopi yuk, ajak Bapak Ibu. Kita bentar lagi sampai, jemput kalian langsung cuss, ya.” Kami sudah mau pulang ke rumah Eyang, tapi senja hari itu terlalu indah untuk dinikmati sendiri.

Kopi Pak Rohmat kabarnya sedang ngehits di kalangan perkulineran Yogya dan sekitar. Kedai kopi tersebut berlokasi di Samigaluh, Kulon Progo di daerah perbukitan Menoreh yang melegenda. Kami pikir dekat saja, 45 menit kata si Google Maps. Nyatanya take time lebih dari itu, tapi tidak masalah. Lagi pula ini sedang di Yogya, setiap sekonnya harus diresapi.

Sebenarnya untuk sampai dengan selamat di Kedai Pak Rohmat nggak sulit-sulit amat.


Lokasi Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat ©JelajahSuwanto
Lokasi Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat  © JelajahSuwanto

Lokasi Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat

Jelajahsuwanto datang dari arah Jalan Godean menyusur Kenteng, Nanggulan. Lalu manut petunjuk suara Mbak-mbak Google Maps belok ke arah Panti Asuhan Boro, hingga tiba di tujuan. Yang bikin ragu itu, lebih karena enggak sangka di daerah memencil ada yang buka warkop dan hit. Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat beralamat di Madigondo RT.26/10, Sidoharjo, Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Nomor kontak yang bisa dihubungi 0878-4319-6105.


Mushola dan tempat parkir motor di Kedai Kopi Menoreh Pak Rohmat ©JelajahSuwanto
Mushola dan tempat parkir motor di Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat ©JelajahSuwanto
 
 
Ternyata biar munclut di pucuk bukit, pengunjungnya ramai. Waktu menunjuk pukul 17.16, slot parkir mobil di muka kedai tinggal satu. Sementara itu kedai berdiri di kontur tanah yang agak menurun, di sebuah lereng. Namun tenang ada Kang Parkir yang mengarahkan sedemikian rupa sehingga. Taksiran saya tempat parkir hanya bisa menampung 4-5 mobil saja. Kalau area parkir motor cukup besar berada di bawah mushola.
 
Kedai kopi Pak Rohmat terdiri dari beberapa bangunan yang didesain menyatu dengan alam. Bagian atas berupa bangunan 2 tingkat yang disekat-sekat untuk lesehan dan sebagian menggunakan meja kursi. Di area bawah yang berbatasan langsung dengan perkebunan ada 5 saung terbuka beratap ijuk. Katanya kalau mau turun lagi mengalir sungai dan air terjun kecil yang disebut Kedung Talang. Pengunjung bisa saja menyusurinya. Sayang kami datang terlalu sore.


Bangunan Kedai Kopi Menoreh Pak Rohmat  ©JelajahSuwanto
Bangunan Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat ©JelajahSuwanto
 
Saung-saung di Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat  ©JelajahSuwanto
 Saung-saung di Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat  ©JelajahSuwanto

Menu Istimewa Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat

Jujur, ekspektasi kami cukup tinggi untuk kopi menoreh ini. Laah musti sepadan sama perjuangannya dong #halaah.

Bu Rohmat ramah sekali menyambut tetamu. Ia mempersilakan Keluarga Suwanto mencari tempat duduk yang nyaman. Syukur, saung incaran kami tak lama ditinggal pulang tamunya.

“Menu unggulanne apa ya, Bu?” todong saya pada Bu Rohmat yang sedang menyodorkan daftar menu. “Kopi lanang boleh dicoba, Mbak. Menu lainnya juga cocok loh untuk nemenin ngobrol-ngobrol, monggo dipilih” senyumnya tak henti mengembang.


Menu pilihan Wedangan & Camilan di Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat ©JelajahSuwanto
Menu pilihan Wedangan & Camilan di Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat  ©JelajahSuwanto
 
Ragam menu yang ditawarkan tertulis wedangan, camilan, dhaharan dan kopi kemasan. Selain kopi yang tentunya wajib dicoba, wedang jahe, susu, coklat, jeruk serta teh menoreh termasuk pilihan menggoda. Jenis kopinya ada luwak original, kopi ijo, kopi jahe, robusta, arabika dan kopi lanang. Wedangan boleh disajikan panas atau dingin. Pahit manisnya atur sendiri karena gula disajikan terpisah. Gula aren atau gula pasir, bebas. Harga wedangan bersahabat, kisaran Rp3-15ribu dan tertinggi Rp40 ribu, kopi luwak original.

Kopi Lanang

“Kopi lanang tuh gimana, Bu?” saya enggak paham perkopian.
 
“Kopi lanang itu, nganu Mbak yang biji kopinya tunggal, itu namanya lanang.” Jadi saat proses pengolahan, biji-biji kopi disortir dengan cermat, yang bijinya tunggal dipisahkan. Konon kopi lanang ini memiliki aroma lebih kuat.

O, ya, yang membuat kopi Menoreh Pak Rohmat istimewa sebab semua kopi yang dihidangkan diolah secara tradisional. Kopi juga dipetik dari perkebunan sendiri, tak jauh dari kedai, sekitar 20 menit menapaki lereng bukit. Ciri khas Kopi Menoreh mempunyai rasa dan aroma cengkeh sebab tanaman cengkeh juga mendominasi perkebunan sekitar.
 

Gebleg, Camilan khas Kulon Progo di Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat ©JelajahSuwanto
 Gebleg, Camilan khas Kulon Progo di Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat ©JelajahSuwanto

Apalah Ngopi Tanpa Camilan, Gebleg Boleh Dicoba

Ngopi tanpa nyemil itu, ibarat sayur kurang garam. Maka Tahu susur, Ketela goreng juga Gebleg masuk daftar pesanan. Masih ada camilan lain di menu, Mendoan, Pisang goreng dan Kacang rebus. Camilan disajikan per porsi seharga Rp10 ribu, cukup banget untuk satu keluarga kecil.

Gebleg mengalahkan Mendoan karena anak-anak belum pernah makan, termasuk Emak-nya. Gebleg itu camilan khas Kulon Progo terbuat dari kanji, tepung singkong. Pertama kalinya makan dan suka-suka saja. Enak, kenyil-kenyil asin gurih.

“Mbak, sebelumnya minta maaf ya, mungkin sedikit lama kopinya karena masih ada beberapa pesanan.” Sopan Bu Rohmat memberitahu kami. Tak masalah, kopi lanang, arabika, robusta, es kopi juga coklat hangat dinanti dengan sabar. Kami tidak buru-buru.

Menyatu dengan alam, saung-saung di Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat  ©JelajahSuwanto
 Menyatu dengan alam, saung-saung di Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat  ©JelajahSuwanto

Dhaharan 

Kedai Pak Rohmat menyediakan dhaharan atau makanan berat dengan 5 paket menu. Paket 1-4 mulai Rp15-30ribu, jangan ndeso, sayur lompong ditambah varian lauk: pindang, rica-rica entok, ayam kampung goreng dan ayam kampung kukus. Paket 5, terdiri dari 4 porsi nasi, lalapan dan ingkung ayam kampung dibanderol antara 150-200ribu. Kedai juga menyediakan menu sejuta umat, nasi goreng dan ind*mie, murah meriah.

Kopi Kemasan 

Ketika akan membayar, Bu Rohmat menawari “Monggo, Mbak, ini dijual juga.” Kopi menoreh dalam kemasan bisa untuk oleh-oleh. Robusta, arabika, lanang, kopi luwak, kopi ijo dan kopi jahe baik bubuk maupun sangrai biji kopi telah dikemas siap seduh. Semua mengantongi izin PIRT. Harganya menyesuaikan ukuran, mulai dari 100 gram. Kami mencoba kopi lanang dan coklat bubuk.
 
Pak Rohmat pemilik Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat ©JelajahSuwanto
Pak Rohmat pemilik Kedai & Produksi Kopi Menoreh Pak Rohmat ©JelajahSuwanto

Inspirasi dari Seorang Pak Rohmat

Suami sempat berbincang dengan Pak Rohmat ketika ia berkeliling mengagumi kedai yang asri. Pak Rohmat, pemilik kedai bersorjan dan berblangkon Yogya ini asli putra perbukitan Menoreh. Pembawaannya ramah dan suka mengobrol. Keluarga Pak Rohmat bersama warga sekitar turun temurun memulai perkebunan kopi di Menoreh sejak masa penjajahan Belanda selepas perang Diponegoro.

Setelah Belanda hengkang, kopi menoreh mengalami pasang surutnya. Dan Pak Rohmat termasuk salah satu produsen kopi yang gigih, tak cuma bertahan tapi juga berhasil mempopulerkan kembali ciri khas kopi Menoreh. 
 
Kedai dan rumah produksi kopi di desa kecil, di sebuah tempat yang ibaratnya untuk datang saja membutuhkan usaha dan waktu boleh dibilang inspiratif. Semacam inovasi mengangkat potensi pedesaan. Selain minum kopi, pengunjung seolah diajak kembali ke alam meresapi suasana pedukuhan nan syahdu. Kalau tak istimewa mana mau pengunjung berduyun.

Hormat pada Pak Rohmat.


Kopi Menoreh suatu senja ©JelajahSuwanto
 Kopi Menoreh suatu senja ©JelajahSuwanto
A smiling face is a beautiful face. A smiling heart is a happy heart – sebuah quote dari Dr. T.P.Chia.



Senja semakin dalam, kami pamit pulang. Pada akhirnya, bahagia adalah tersenyum untuk tanpa alasan sekali pun. Tersenyum melihat wajah-wajah gembira. Senyum simpul, senyum lebar, senyum merenges, senyum nanggung, semuanya manis. Semanis gula aren di kedai Pak Rohmat.





Share:

16 komentar:

  1. Suasana alamnya indah, asri dan bikin betah tu kayayaknya Mbak Sri. Menikmati kopi di sore hari, ditemani aneka jajanan dan gorengan, wuah bikin ngiler deh. Perjalanannya penuh perjuangan banget ya Mbak. Tapi hasilnya mantap, jadi gak neyesel.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak Ulfah, suasananya syahdu, hehe. Nggak nyesel deh meski jauh.

      Hapus
  2. Hebat ya pa Rohmat. Boleh dibilang kedainya kan jarang dikunjungi, tapi tetap optimis mengangkat kopi Menoreh, khas setempat…
    Duh...udah kecium nih wanginya seduhan kopi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inspiratif ya, Bun. Pak Rohmat berhasil mengangkat Kopi Menoreh jadi potensi unggulan desanya.

      Hapus
  3. Itu viewnya asyik banget mbak, aku bukan penggemar kopi, tapi namanya lucu ya. Ada kopi lanang, hihihi, ada kopi wadon nggak ya? Trus ada singkong juga, rasanya pasti akan nikmat. Ngopi atau nyoklat ngemil singkong anget-anget, nikmaaatnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha, iya yah ada lanang ada wadon mestinya, biar cucok. Hmmm singkong sama gebleg sama tahu susurnya uenaak, laah semuanya dong ya.

      Hapus
  4. Sekarang banyak ya, tempat makan yang enak dan nge-hits tapi lokasinya di pelosook. Meski begitu, pelanggannya banyak dan gak keberatan menempuh perjalanan yang sulit. Demi kenikmatan hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Racun dari medsos juga kadang, Teh. Sekalian, sambil ngupi sambil jelong-jelong back to nature barangkali, hehe

      Hapus
  5. Yongalaah adoh men ngopi sampe Menoreh hehehe. Tapi emang yang mencil-mencil ndeso gini lagi dicari ya mba. Aku udah cukup ke Kopi Klotok saja waktu itu. Yg lebih jauh lagi biar si mantan aja hahaha .#aposeh
    Eniwe, makan ala ndeso gini memang ended Dan bikin kenangan manis sama orang-orang tersayang ya

    BalasHapus
  6. Wah patut dicoba nih. Aku dan suami penggemar kopi arabica, kadang bela2in beli langsung dari produsennya by online atau titip beli sama teman2 yg lagi travelling. Thanks reviewnya mbak

    BalasHapus
  7. Wah sejuk nampaknya ya. Btw, saya tidak bisa minum kopi karena sehabis itu langsung rasa nyeri lambung, detai jantung cepat, dan keringat dingin. Padahal pingin coba, hiks.

    BalasHapus
  8. Kapan ya aku bisa kesini??? Nasib jadi istri pak guide yang hari-hari bawa orang plesiran. Lah, bininya dirumah blas. *eh curcol pulak :D

    Duduk di saung sambil menikmati kopi dan cemilan kayak di atas, duh, Mba ... tanggung jawab, aku jadi kepengen.

    BalasHapus
  9. Sudah sering seliweran di timeline kopi Pak Rohmat Menoreh ini dan baca detilnya di sini. Kan aku jadi pengin ngopi nih..Apalagi itu jajanannya wahhh...bisa enggak cukup seporsi hihi
    . Enak tenan!!

    BalasHapus
  10. Asyik nih ngopi dengan suasana syahdu disuguhi senyuman segala rasa hihihi...
    Senyum simpul, senyum lebar, senyum merenges yang penting semuanya senyum manis. Betewe, senyum merenges itu kayak yang gimana yah?

    BalasHapus
  11. ya ampun jauhnya dari jogja, mana nanjak ya. Tapi kalau udah duduk menyesap kopi dan makan gorengannya pasti terasa sepadan

    BalasHapus

KELUARGA SUWANTO

KELUARGA SUWANTO
Keluarga Suwanto di Ranger Station Raja Ampat

Recent Posts

Popular Posts

Label