I Love Indonesia Winner Blogger Gathering : Peran Pemuda untuk Indonesia

 

I Love Indonesia Winner Blogger Gathering : Peran Pemuda untuk Indonesia  ©jelajahsuwanto
I Love Indonesia Winner Blogger Gathering : Peran Pemuda untuk Indonesia

Golongan Hutan bekerja sama dengan Blogger Perempuan sukses menyelenggarakan I Love Indonesia Winner Blogger Gathering pada hari Jumat, 8 Januari 2021. Gathering bertajuk Peran Pemuda untuk Indonesia ini menghadirkan narasumber Edo Rakhman sebagai Koordinator Golongan Hutan, Syaharani dari Komunitas Jeda untuk Iklim, dan Anindya Kusuma Puteri seorang aktris & influencer.

 

I Love Indonesia Winner Blogger Gathering merupakan puncak acara, pengumuman juara Lomba Blog “Seandainya aku menjadi pemimpin apa yang akan aku lakukan untuk Indonesia” periode 1-30 November 2020 lalu. Senang sekali JelajahSuwanto termasuk salah satu dari 30 blogger yang terpilih untuk mengikuti Winner Blogger Gathering live on zoom. Ada 214 blogger yang turut berkontribusi menyampaikan beragam cerita mengenai peran generasi muda untuk membuat Indonesia yang lebih baik. Perlindungan hutan, perubahan iklim, hak masyarakat adat, kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan pangan menjadi topik bahasan yang juga diangkat oleh para blogger.


Belum Terlambat untuk Anak Muda Bergerak Bersama Menyelamatkan Bumi!!

 

Bang Edo, demikian sapaan akrab untuk sang koordinator Koalisi Golongan Hutan mengawali sharing dengan menyampaikan harapan bahwa pemimpin harus adil. Dalam arti pemimpin jangan berpikir untuk generasi hari ini tetapi juga untuk generasi yang akan datang.


Bang Edo memaparkan hasil studi Golongan Hutan, Change.org dan Walhi dalam kurun waktu 4 bulan terakhir di tahun 2020. Menarik ketika sebagian besar responden anak muda usia 17-30 tahun ternyata memiliki kepedulian amat besar terhadap isu lingkungan, perubahan iklim, kejahatan korporasi yang mengakibatkan ekosida, dll.


Kepedulian generasi muda ini selayaknya mendapat perhatian dari para pemangku kebijakan. “Anak muda hari ini jangan lagi dianggap apatis. Mereka harus didengarkan. Pemimpin yang adil harus bisa mengakomodir suara anak muda.” Demikian Bang Edo menitipkan pesan merujuk hasil temuan di lapangan tersebut.

 

Bayangkan hampir sepertiga penduduk Indonesia adalah generasi muda. Jika pemerintah alpa mengedukasi mereka dari sekarang tentang pengetahuan seputar persoalan lingkungan hidup, bagaimana melestarikan hutan, bagaimana bertahan dari krisis iklim, dsb., akan ada celah kekosongan yang dirasakan generasi muda kita.  

 

Golongan Hutan


Golongan hutan adalah wadah berkumpulnya para anak muda yang mencintai lingkungan dan menginginkan masa depan yang lebih baik bagi Indonesia. Gerakan ini telah diinisiasi sejak Januari 2019 oleh organisasi masyarakat sipil dan komunitas,seperti: Kemitraan/Partnership, Yayasan Madani Berkelanjutan, Yayasan Econusa, Yayasan Auriga, Greenpeace Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, CHANGE.ORG, Yayasan Koaksi, Jaringan Pantau Gambut, Kaoem Telapak, Mongabay, Hutan Itu Indonesia, Katadata, Samdhana, AMAN, HuMA, LTKL, dll.


Golongan Hutan selalu bersentuhan dengan hutan, melindungi lingkungan dan yang paling penting adalah bagaimana mengkampanyekan anak muda hari ini berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

 

Narasumber I Love Indonesia Winner Blogger Gathering : Peran Pemuda untuk Indonesia  ©jelajahsuwanto
Narasumber I Love Indonesia Winner Blogger Gathering : Peran Pemuda untuk Indonesia  ©jelajahsuwanto


Aksi Kecilmu untuk Lingkungan, Sekecil Apapun Itu, It’s Count!

 

Anindya Kusuma Putri, aktris sekaligus sport & tourism influencer sangat fokus menyebarkan keindahan dan potensi alam Indonesia. Sebagai 15 besar Miss Universe 2015 Anin rajin mempromosikan Indonesia kepada teman-temannya di berbagai negara. Pada bincang siang di hari Jumat itu, Anin berbagi inspirasi dalam upaya generasi muda melestarikan lingkungan.

 

Berdasar pengalamannya yang paling berkesan ketika mendaki Gunung Rinjani selama 4 hari 3 malam, gadis cantik ini banyak belajar dari alam, utamanya hutan. Sebagai generasi muda dari kota besar yang segala kebutuhannya mudah terpenuhi, ia menyadari ternyata tidak segampang itu hidup di alam. Butuh team work, enggak boleh egois, mesti mendahulukan kepentingan bersama dan harus fleksibel terhadap segala kondisi.

 

Persoalan sampah menjadi isu besar yang masih sering Anin jumpai ketika ia melakukan traveling. Sharing yang paling menohok yaitu ketika ada 2 turis Belanda yang berpesan kepadanya agar tolong jaga Indonesia karena Indonesia begitu indah dan mereka sangat mencintainya. Ikut malu rasanya ketika kita sendiri sebagai pemilik Indonesia malah cuek terhadap alam sendiri.

 

“Beranilah menegur ketika mengetahui ada yang merusak lingkungan. Jangan malu, jangan ragu untuk bertindak, kasih tahu teman apa yang harus kita lakukan untuk lingkungan. Bawa plastik sampah sendiri saat traveling.” Begitu pesan-pesan Anin untuk para sobat rimba. Aksi kecil kita, kontribusi sekecil apapun untuk lingkungan, it’s count, terhitung sebagai amal baik untuk kepentingan lingkungan.


Belajar, Bergerak, Bawel Langkah Kecil Syaharani untuk Menangani Persoalan Lingkungan


Syaharani, seorang mahasiswi hukum Universitas Indonesia fokus pada aksi-aksi isu perubahan iklim. Syaharani adalah Steering Committee Jeda Untuk Iklim dan pernah menjadi Coordinator of Direct Action, Extinction Rebellion Indonesia. Pada kesempatan ini ia menyampaikan pemaparan tentang krisis iklim, efek rumah kaca, aktivitas manusia yang menyebabkan krisis iklim dan bahaya krisis iklim itu sendiri.
 
Menurut Syaharani penting sekali isu lingkungan hidup dikenalkan sedini mungkin kepada anak muda. Masyarakat harus menaruh perhatian pada perubahan iklim. Jangan lagi berpikir dalam bahasa gaulnya “gue gak merasa kok” karena perubahan iklim ini nyata mengancam peradaban manusia. Masyarakat perlu menumbuhkan empati terhadap lingkungan sehingga dapat berkontribusi dan berpartisipasi sedari kecil.
 
Dalam pembahasan yang lebih berat, Syaharani berpendapat ia kurang setuju dengan narasi bahwa kerusakan lingkungan karena masyarakat. Apalagi dalam konteks perubahan iklim menurut data emisi gas rumah kaca 70%nya berasal dari korporasi, rumah tangga menyumbang sisanya sebesar 30%. Sayangnya ada kesan dimana beberapa korporasi atau pelaku industri besar berusaha untuk mem-framing dengan narasi manusialah yang menyebabkan kerusakan lingkungan.
 
“Belajar, Bergerak, Bawel” adalah langkah kecil anak muda untuk perubahan iklim ala Syaharani. Setelah belajar paham mengenai perubahan iklim, saatnya bergerak. Turun bersama, peduli menuntut pihak terkait agar menghadapi kerusakan lingkungan. Salah satunya bisa dengan menulis di blog. Selanjutnya harus bawel, berisik tentang persoalan lingkungan. Sebab bawel itu gratis, bawel juga bikin nempel di ingatan dan efisien membuat orang penasaran kemudian ikut bergerak melakukan perubahan.


Jangan Abaikan Suara Anak Muda!

Mbak Ocha, Fransiska Soraya seru banget memandu gathering yang tak terasa telah lewat dari 2 jam. Games menarik tebak emoji dan pengumuman pemenang menyemarakkan suasana. Terima kasih Golongan Hutan dan Blogger Perempuan Network atas kesempatan yang baik ini.


Terima kasih Bang Edo,Anin dan Syaharani, suara anak muda seperti kalian menyemangati kita semua untuk bergerak bagi Indonesia yang lebih baik.


I Love Indonesia Winner Blogger Gathering : Peran Pemuda untuk Indonesia  ©jelajahsuwanto
Saatnya saling menjaga untuk Indonesia yang lebih baik ©jelajahsuwanto
 

Blogger Perempuan Network

Terima kasih juga kepada Blogger Perempuan Network atas kesempatan baik ini. 


Blogger Perempuan Network merupakan sebuah platform digital dimana seluruh blogger perempuan Indonesia bisa saling belajar, menceritakan dan menginspirasi satu sama lain melalui berbagai konten. Komunitas ini sudah berkembang dengan sangat pesat sejak 2015 dan menjadi komunitas blogger terbesar di Indonesia. 


Saatnya saling menjaga untuk Indonesia yang lebih baik.


Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KELUARGA SUWANTO

KELUARGA SUWANTO
Keluarga Suwanto di Ranger Station Raja Ampat

Recent Posts

Popular Posts

Label