Marina Beach Bantaeng #senarailawas

  

    Kawasan wisata terpadu Pantai Marina Korong Batu Bantaeng tak asing bagi jelajahsuwanto. Kami biasa rehat sejenak di rest area-nya sebelum melanjutkan jelajah ke pesisir Bulukumba. Marina Beach Hotel dan Marina Beach Cottage termasuk di dalam kawasan ini. Sebuah berita online menuliskan Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI 2004-2019 pernah menginap di Marina Beach Cottage bersama keluarga besarnya. “Cucu-cucu JK sangat suka di sini,” begitu kutipan dari artikel tersebut.

 

     Lalu pada suatu kesempatan Keluarga Suwanto boleh melewatkan malam di Marina Beach Cottage. And yes, kami juga merasa puas.

 

 

Lokasi Marina Beach Cottage

    Secara administratif Marina Beach Cottage berada di Dusun Korong Batu, Desa Baruga, Kecamatan Pa'jukukang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Bangunan Marina Beach Cottage berdekatan dengan Marina Beach Hotel Bantaeng yang memiliki 21 kamar standar dan 2 kamar deluxe.  

    Keluarga Suwanto telah berkendara lebih dari 3 jam dari Makassar menempuh jarak sekitar 120 kilometer. Bantaeng seperti pintu masuk menuju pantai-pantai indah di pesisir Bulukumba. Sebelumnya kami melewati Gowa, Takalar dan Jeneponto.

    Pantai Marina yang lokasinya di dekat perbatasan Kabupaten Bulukumba memang strategis sebagai tempat istirahat para pejalan. Biasanya orang-orang singgah untuk menunaikan salat duhur atau ashar, sekadar beristirahat, makan, ke toilet atau mengisi bensin.

Fasilitas di Marina Beach Cottage Bantaeng

    Terdapat dua cottage yang saling bersebelah-belahan menghadap pantai. Letaknya tak jauh dari Marina Beach Hotel. Marina Beach Hotel dan Marina Beach Cottage diresmikan pada tahun 2014.

Sepertinya namanya “cottage”, dilansir dari rumah.com cottage merujuk pada rumah sederhana, berasal dari kata cotter atau buruh tani pada abad pertengahan. Cottage pada saat ini dikenal sebagai pondok wisata di tengah suasana alam, baik alami maupun buatan.

    Marina Beach Cottage Bantaeng pun dibangun di tengah kawasan alam pantai marina dan perkebunan yang dikelola pemerintah daerah. Setiap Cottage memiliki ruang keluarga, dua kamar tidur, kamar mandi, kolam renang dan dua gazebo kecil di halamannya.

    Pengunjung mendapatkan water boiler, kopi, creamer, teh dan gula sachet. Saya lupa ada pantry atau tidak sebab kami tidak menggunakannya. Kami mendapat makan pagi langsung di bar hotel, tidak diantar ke cottage. 

 

     Fasilitas pendukung cottage terbilang cukup lengkap. Selain kolam renang kecil, tersedia lapangan tenis, jogging track, taman bermain anak, dan gazebo-gazebo di sepanjang pantai.

    Menyenangkan sekali saat pagi membuka pintu, pemandangan kolam renang, lautan, pepohonan tertimpa sinar mentari.

Kamar Marina Beach Cottage Bikin Mager

    “Bunda aku gak mau ikut jalan-jalan. Aku masih mau bobo,” ucap sulung tak jelas. Bicara dengan mata tertutup sambil tarik selimut. Letak posisi tidurnya pun tak karuan, kepala di mana, bantal guling di mana.

    Memang senyaman itu. Kamar cottagenya bikin mager.

    Lagipula semalam kami bercengkerama sampai larut. Selepas jalan ke pantai, cari makan, nonton bareng, main kartu, uyel-uyelan, masih lanjut acara bebas masing-masing. Ada yang baca, ada yang sebentar-bentar cek kerjaan, ada yang lanjut nonton kartun, ada juga yang main game. Wes sekarepmu yang penting happy.

    Marina Beach Cottage Korong Batu memiliki dua kamar tidur. Setiap kamar dilengkapi dengan kamar mandi, lemari, meja rias, AC dan televisi. Ada sofa dan meja yang nyaman buat leyeh-leyeh sambil ngemil. 

Ukuran bed cukup besar, tapi sepertinya bukan king size. Desain interior di dalamnya terlihat seperti di foto, cantik lah.

 

 

Minus-nya di Marina Beach Cottage

    Televisi ada di kamar tidur dan ruang keluarga, hmm tapi ko gak ada chanel yang menghibur. Syukurlah keluarga suwanto diselamatkan HardDisk dan beberapa cemilan yang kami bawa. Malam hari kiddos bisa nyantai movie time. 

    Pengelola hotel dan cottage tidak menyediakan restoran, jadi urusan makan malam sedikit merepotkan. Pengunjung harus keluar cottage jalan ke pinggir pantai. Di sana ada warung-warung yang menyediakan makanan, tetapi pilihannya kurang banyak. Kami memesan bakso dan nasi goreng untuk malam itu. Rasanya standar, so so. Eh tapi kalau lapar dan makannya ditemani keluarga, kita mah tetap enjoy.

 

 

Yang Menarik di Marina Beach Cottage

    Gerimis turun pagi-pagi buta. Mendung masih mengayut saat fajar membawa petrichor, aroma tanah sehabis diguyur hujan. Pak suami sedang larut dalam meditasinya. Sungguh pemandangan yang tak mudah terlupa. 

 

Betapa bersyukurnya kami atas segala berkat yang kuasa. 

 

    Kolam renang ini juga area favorit anak-anak. Betah sekali mereka menggosongkan badan bermain air. 

 

 

    Selain Mas yang masih nyaman bobo, kami tak ingin berdiam diri di dalam cottage. Jogging Tracknya menggoda untuk dijelajahi. 

 

Keindahan kawasan wisata Pantai Marina tak lepas dari prakarsa Bupatinya yang terkenal Nurdin Abdullah. Beliau termasuk Bupati berprestasi yang memetik keberhasilannya di berbagai bidang, seperti pertanian dan perikanan. Kabupaten Bantaeng pada masa jabatannya dikelola dengan apik. 

 

 

    Jogging track di kawasan wisata pantai marina terlihat dikerjakan dengan matang. Jalurnya berada di area perkebunan yang subur. Di sepanjang jalur Kecik ramai berceloteh tanya tanaman ini, tanaman itu. Ada jagung yang baru tumbuh, pohon mente dan pohon asam. Segar sekali pagi itu, hijau yang membawa semangat.

    Kami juga melewati sungai yang akan bermuara ke pantai marina. Tumbuhan bakau dan sawah di seberangnya. Adapula homestay dan asrama balai latihan kerja Bantaeng. Betul-betul kawasan wisata terpadu yang asri.

 

    Keluarga Suwanto menginap di Marina Beach Cottage pada Medio Mei 2015. Saat ini saya membuat reservasi  melalui telepon ke nomor 0823 9525 7888. Mereka juga memiliki email marinabeachhotel@gmail.com.

    Semalam di Marina Beach Cottage sudah cukup memuaskan. Sebab harganya juga lumayan kalau kelamaan :p  

Disclaimer:
Jurnal perjalanan ini ditandai dengan hashtag #senarailawas, daftar lama. Foto dan cerita perjalanan berdasar kondisi saat kami menjelajahinya.
Saya menuliskan jurnal perjalanan untuk kenang-kenangan anak-anak kelak, bukan dimaksudkan untuk rujukan publik sebab ini catatan lampau. Sebuah kenang-kenangan untuk keluarga suwanto di masa-masa mendatang.

Share: