Wisata Keluarga ke Candi Prambanan

Komplek Candi Prambanan pada petang hari
Pada jaman dahulu kala . ..

Di Pulau Jawa, di sebuah daerah bernama Prambanan, berdiri dua Kerajaan Hindu, yaitu Kerajaan Pengging dan Keraton Boko.
Kerajaan Pengging diberkahi dengan kesuburan dan kemakmuran. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana bernama Prabu Damar Moyo. Ia mempunyai seorang putra laki-laki bernama Raden Bandung Bondowoso.

Sementara itu Kerajaan Keraton Boko yang berada pada wilayah kekuasaan Kerajaan Pengging diperintah oleh seorang raja yang kejam dan penuh angkara murka. Ia berwujud raksasa besar bernama Prabu Boko. Meskipun begitu, ia memiliki seorang putri yang cantik dan jelita seperti bidadari, bernama Putri Loro Jonggrang.

Prabu Boko dibantu oleh patih yang juga berwujud raksasa bernama Gupolo. Prabu Boko berencana untuk memberontak dan ingin menguasai Kerajaan Pengging. Bersama dengan Patih Gupolo, kekuatan dibentuk, para pemuda Boko dilatih menjadi prajurit. Harta benda rakyat dikumpulkan untuk bekal selama pemberontakan.


Hari pemberontakan dimulai. Perang di kerajaan Pengging tidak dapat terelakkan. Korban berjatuhan di kedua belah pihak. Rakyat Pengging lebih menderita karena perang ini, mereka kelaparan dan jatuh miskin.

Prabu Damar Moyo mengutus putranya untuk melawan Prabu Boko. Pertarungan sengit antara Raden Bandung Bondowoso dengan Prabu Boko akhirnya menewaskan sang raksasa. Patih Gupolo yang menyaksikan tewasnya Prabu Boko melarikan diri ke Keraton Boko. Ia ingin mengabarkan kepada putri Loro Jonggrang, ayahnya telah tewas di medan perang oleh Kesatria Pengging.

Raden Bandung tiba di Kraton Boko untuk mengejar Patih Gupolo. Namun terkejutlah ia, ketika melihat seorang putri yang cantik jelita, Loro Jonggrang. Ia ingin mempersuntingnya sebagai istri.


Itulah prolog legenda Candi Prambanan yang sedang dibaca mas dari buku panduan yang diterbitkan PT. Taman Wisata Candi.
Akhir tahun 2012, seperti biasa Keluarga Suwanto merayakan natal di Yogyakarta. Ada satu hari yang selalu kami gunakan untuk melakukan wisata rohani, wisata kuliner dan wisata alam. Bersama Eyang Kakung, Eyang Putri dan Tante Ayik, kala itu kami memilih mengunjungi Candi Prambanan.  

Hujan tak menghalangi niat wisatawan mengunjungi Candi Prambanan
Hujan mengguyur Prambanan petang itu. Bertudung payung aneka warna, pengunjung tetap antusias untuk melihat peninggalan megah dari masa lampau ini.

Candi Prambanan yang juga disebut Candi Loro Jonggrang terletak persis di perbatasan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kurang lebih 17 km ke arah timur dari kota Yogyakarta, atau kurang lebih 53 km sebelah barat Solo.
Komplek percandian Prambanan ini masuk ke dalam 2 wilayah. Komplek bagian barat masuk wilayah DIY dan bagian timur masuk wilayah Jateng. Percandian ini berdiri di sebelah timur Sungai Opak, sekitar 200 meter sebelah utara Jalan Yogya – Solo. 
Candi Prambanan atau disebut juga Candi Loro Jonggrang

Loro Jonggrang. Legenda menceritakan tentang seorang dara jonggrang atau jangkung, putri Prabu Boko. Candi Loro Jongrang konon adalah cerita cinta yang tak kesampaian. Mitos yang berkembang, jika ada pasangan yang berkunjung ke candi ini, maka cerita cinta mereka akan kandas di tengah jalan. Berani mengajak pasangan ke tempat ini?


Loro Jonggrang tak sudi dipersunting pangeran yang telah membunuh ayahnya. Namun Loro Jonggrang tetap menerima pinangan sang pangeran dengan dua syarat mustahil. Permintaan Loro Jonggrang adalah minta dibuatkan sumur Jala Tunda dan 1000 candi dalam satu malam.
Raden Bandung Bondowoso menyanggupinya. Ia mampu karena kesaktiannya.

Sumur Jala Tunda, selesai. Raden Bandung Bondowoso mempersembahkannya kepada Putri Loro Jonggrang.
Putri kemudian meminta Raden bandung masuk ke dalam sumur, lalu memanggil patih Gupolo untuk menimbun sumur tersebut dengan batu.
Putri berpikir pangeran akan mati di dalam sumur tertutup batu. Namun Raden Bandung melakukan semedi agar berhasil keluar dari sumur dengan selamat.

Dengan kemarahannya Raden Bandung menemui Putri Loro Jonggrang. Tetapi, kecantikan sang putri membuat marahnya mereda. . .

Permintaan kedua, membangun 1000 candi dalam satu malam, segera dikerjakan. Raden Bandung Bondowoso memerintahkan para jin membuat candi. Mengetahui, kesaktian Raden Bandung, Putri Loro Jonggrang kembali bersiasat. Bagaimanapun caranya, ia harus mengagalkan pembuatan candi itu, jika tidak ia terpaksa menikah dengan pembunuh ayahnya.

Putri Loro Jonggrang memerintahkan para gadis di sekitar Prambanan untuk menumbuk padi dan membakar jerami, supaya terlihat terang sebagai pertanda pagi sudah tiba. Ayam pun terkecoh, ikut berkokok berganti-gantian.
Para Jin yang mendengar orang menumbuk padi, kokok ayam dan melihat terang di arah timur berhenti membuat candi. Mereka melapor pada Raden Bandung, jika tidak bisa meneruskan candi, yang tenyata tinggal kurang satu.

Firasat Bandung Bondowoso, fajar belum tiba. Ia memanggil Putri Loro Jonggrang untuk menghitung candi-candi itu. Jumlahnya tepat 999, hanya kurang satu. Sang Putri menolak dipersunting.

Merasa ditipu dan dipermainkan oleh sang putri, Raden Bandung Bondowoso murka. “Hai, Loro Jonggrang, candi kurang satu, dan akan genap menjadi seribu oleh engkau!”
Demikianlah sampai sekarang arca patung loro Jonggrang dapat dilihat di Candi Prambanan.
Sementara itu, Raden Bandung mengutuk para gadis di sekitar prambanan menjadi perawan tua karena telah membantu putri Loro Jonggrang.

 Candi Prambanan pasca Gempa 27 Mei 2006: wisatawan wajib menggunakan helm pada saat berkunjung
Gempa bumi berkekuatan 5.9 SR yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya pada 27 Mei 2006 mengakibatkan juga beberapa bagian candi rusak parah. Terdapat monumen kecil di dalam kompleks candi sebagai penanda betapa dashyatnya gempa tersebut. Di penghujung tahun itu candi masih dalam proses rekonstruksi. Demi keamanan pengunjung, kami diwajibkan memakai helm untuk berjaga-jaga melindungi kepala, apabila tiba-tiba ada bebatuan runtuh. Selain itu petugas mengatur agar setiap kunjungan dibatasi 20 orang.

Reruntuhan di Candi Prambanan
Menilik Sejarah Candi Prambanan
Sangat menyedihkan. Itulah keadaan Candi Prambanan pada saat ditemukan. Tinggal puing-puing batu yang berserakan. Percandian Hindu ini dibangun pada abad IX oleh raja-raja Mataram Dinasti Sanjaya. Ditemukan tulisan nama Pikatan pada candi. Hal ini menimbulkan pendapat Candi Prambanan dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung. Berdasarkan Prasasti Siwargrha bermakna angka 778 saka atau 856 Masehi, candi ini merupakan bangunan suci untuk memuliakan dewa Siwa. Nama asli bangunan ini dalam bahasa Sanskerta adalah Siwagrha yang berarti 'Rumah Siwa'. Terjadi perpindahan pusat kerajaan Medang Mataram ke Jawa Timur, gempa bumi dan beberapa kali letusan Gunung Merapi menyebabkan kompleks candi tidak terawat, dan runtuh.

Setelah penemuannya kembali pada tahun 1733, kemudian dilakukan pemugaran oleh Pemerintah Hindia Belanda. Pekerjaan ini berjalan sangat lambat. Namun usaha pemugaran yang berharga ini akhirnya dapat diselesaikan oleh Bangsa Indonesia. Pemugaran candi induk Loro Jonggrang secara resmi dinyatakan selesai oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Dr. Ir. Soekarno pada tanggal 20 Desember 1953.

Jelajah Keluarga Suwanto: selepas hujan di kompleks Candi Prambanan
Hujan bagi anak-anak adalah perayaan syukur. Mas begitu gembiranya menyusuri candi di tengah rintik hujan. Tak peduli bajunya sudah basah. Kami terimbas semangatnya, bahkan adek kecilnya pun bergembira ria. Sekitar 45 menit mengitari kompleks percandian, hujan mulai reda. Kami melangkah keluar digantikan oleh rombongan lain yang sudah mengantri.

Secara keseluruhan kompleks percandian Prambanan terdiri atas 240 buah candi, terdiri dari: latar bawah dengan luas 390 Meter persegi, latar tengah 222 Meter persegi, dan latar atas (pusat) 110 Meter persegi. Semakin ke dalam semakin tinggi letaknya. Latar bawah tidak berisi apapun. Latar tengah berisi reruntuhan candi-candi perwara yang bila selesai dipugar akan terdapat 224 buah candi berukuran sama (luas 6 meter persegi dan tinggi 14 meter). Sementara itu di Latar Pusat berdiri 16 buah candi besar dan kecil. Candi utama membentuk dua deret yang saling berhadapan, yaitu: Candi Siwa, Wisnu dan Brahma berhadapan dengan Candi Nandi, Angsa dan Garuda. Pada ujung kedua lorong yang memisahkan deretan candi terdapat candi apit. Candi lainnya lebih kecil, empat bernama candi kelir dan empat lainnya bernama candi sudut.

Denah kompleks Candi Prambanan
Kompleks Candi Prambanan berada di area seluas 39,8 hektar. Harga tiket masuk Candi Prambanan pada saat itu Rp.25.000,- per orang. Pengunjung bisa berkeliling tempat ini dengan berjalan kaki. Kompleks percandian tertata rapi, apik dan bersih. Taman-tamannya hijau dan rindang. Terdapat Area Bermain, Museum Arkeologi dan Audio Visual, Restoran, Panggung Terbuka Ramayana, Area Perkemahan dan Toko Cinderamata.

Atraksi yang dapat dilakukan di kompleks Candi Prambanan
Keluar dari kompleks candi, kami bertemu Dora. Adek senang sekali, tersenyum-senyum ingin menyentuhnya.
Ada juga kuda-kuda yang disewakan. Tentu saja, Mas senang bukan kepalang. Hanya dengan 20ribu rupiah dia sudah puas diajak berkeliling dengan kuda. Setelah puas berkeliling, kami pergi ke Toko Cinderamata hanya mencari kaos untuk ganti. Baju yang kami pakai cukup basah. Apalagi mas, harus segera ganti, antisipasi supaya ia tidak masuk angin. Kompleks pertokoannya nyaman dan bersih. Para penjualnya ramah. Souvernirnya cukup bervariasi dengan harga bersaing. Kita masih bisa menawar saat bertransaksi.

Area Brahma dalam kompleks Candi Prambanan
Hampir 2,5 jam, kami sekeluarga menyusuri candi dan menyaksikan relief-reliefnya yang indah. Bisa dibayangkan kemajuan peradaban manusia pada saat itu. Bagaimana bisa dengan belum adanya teknologi seperti sekarang ini, mereka sudah mampu membuat bangunan megah berseni. Candi Prambanan ini ditetapkan UNESCO sebagai situs warisan dunia pada tahun 1991. Kami mengaguminya dan bangga menjadi bagian dari Indonesia.
Share:

2 komentar:

  1. Ih kok sama banget..terakhir kesini aku pun ujan-ujanan...seru :)

    BalasHapus
  2. iya mbak shopie, malah seru pas ujan-ujan yaa.. :) makasih sudah mampir di blogku mbak #bighug

    BalasHapus

KELUARGA SUWANTO

KELUARGA SUWANTO
Keluarga Suwanto di Ranger Station Raja Ampat

Recent Posts

Popular Posts

Label