Wayag, Raja Ampat || When someday is today @jelajahsuwanto |
Mentari begitu garang di puncak Wayag, tapi teriknya kalah oleh
semangat Keluarga Suwanto. Tidakkah kau lihat, binar di wajah lelaki itu? Hari
ini ia menggenapi mimpinya, membawa istri dan kedua putranya mengarungi kepulauan
Raja Ampat, menaklukkan puncak Wayag. Someday is TODAY, ketika engkau selamat
sampai pada cita-citamu!
Wayag adalah ikon Raja Ampat. Dari puncak Wayag inilah, gugusan pulau karang
melingkari laguna sewarna biru pirus tersebar pada dunia. Namun, dimana
tepatnya Wayag? Tak ada gambaran jelas bagi jelajahsuwanto saat itu, yang kami
tahu pokoknya ke Raja Ampat.
Wayag, Raja Ampat || jarak dari Waisai @jelajahsuwanto |
Pulau Wayag nyatanya masih jauh dari Waisai, ibu kota Raja Ampat. Waisai
sendiri berada di pulau Waigeo, satu dari 4 pulau utama Raja Ampat, selain
Misool, Salawati dan Batanta. Perkiraan jarak Waisai ke Wayag menurut Google Earth tertera 164.19 km ditempuh
melalui jalur laut. Perjalanan ini memakan waktu antara 4-6 jam menggunakan perahu cepat yang melahap ratusan liter bensin. Kekuatan mesin, cuaca, dan
hal-hal tak terduga lain turut menentukan lamanya waktu tempuh. Terjawab sudah,
mengapa jelajah Raja Ampat merogoh jumlah dana yang relatif lebih besar
daripada melancong ke negara tetangga.
Wayag, Raja Ampat || gugusan pulau kars yang spektakuler @jelajahsuwanto |
Wayag, Raja Ampat || warna kelabu adalah lautan bebas @jelajahsuwanto |
Wayag ada di itinerary hari kedua Jelajah Raja Ampat. Siang sebelumnya, setelah mendarat di Bandara Marinda, sambil
menunggu Om Paul yang berangkat dari Sorong, Keluarga Suwanto berkeliling kota Waisai.
Tengah hari, baru lah kami berperahu menuju Talaip
Homestay.
Katanya Pace di homestay, Wayag
dari Tanjung Talaip itu lumayan dekat. Ehmmm,
tapi buat kami manusia darat sih, 2 jam di laut itu lamaa, Pace. Apalagi seperempat perjalanan adalah lautan bebas,
gelombangnya bergelora bikin jantung loncat-loncat. Kami berangkat sekitar pukul
setengah delapan pagi dengan rasa ingin tahu dan sukacita.
Wayag, Raja Ampat || When someday is today @jelajahsuwanto |
Memasuki Wayag tidak bisa sembarangan. Pengunjung harus kulo nuwun pada petugas di Pos CI
(Conservation International) atau di Desa Serpele. Semua urusan perizinan
ditangani oleh ahlinya, Om Paul, guide
lokal Raja Ampat, pemandu kami. Di pos konservasi yang disebut
juga Ranger Station Kawasan SAP (Suaka AlamPerairan) selain lapor, kami juga sempat berkeliling-keliling. Di
sini adek kecik semangat memberi
makan Hiu Karang Sirip Hitam dengan Cakalang yang kami beli dalam perjalanan dari
nelayan di tengah laut. Transaksi yang tak terlupakan.
Wayag, Raja Ampat || gugusan kars @jelajahsuwanto |
Wayag, Raja Ampat || hijau @jelajahsuwanto |
Pemandangan
dua pulau karang di depan sana macam among
tamu yang tersenyum mempersilakan masuk. Baru di sini saja, decak kagum tak
terbendung. Sebening-beningnya air laut memantulkan hijau entah spektrum yang
mana. Gugusan pulau-pulau karst berhias mahkota pepohonan menuntun kami pada
sebuah laguna yang maha indah. Mungkinkah ini surga?
Pukul 09.43 Waktu Indonesia Timur, perahu mulai merapat ke tepian pantai.
Pasir putih yang lembut memisahkan laguna dengan hutan kars yang rimbun.
Wayag, Raja Ampat || Merapat @jelajahsuwanto |
Wayag, Raja Ampat || Situs Warisan Bentangalam Kars @jelajahsuwanto |
Selamat datang di Situs Warisan Bentangalam Kars Pulau Wayag, sekeping
surga di tanah Papua. Wayag, hanya milik kami di hari itu.
Pulau Wayag dan pulau-pulau
kecil di sekitarnya tersusun dari batu gamping antara zaman Miosen Tengah - Miosen
Akhir atau 15-5 juta tahun lalu. Batu gamping tersebut berada di dasar laut. Pengangkatan
menjadi daratan terjadi sekitar 1,8 juta tahun lalu. Proses karstifikasi ini
kemudian menghadirkan bentang alam kars yang spektakuler. Bukit-bukit berbentuk
melengkung, kerucut, menara, atau mempunyai permukaan yang mendatar. Ragam
bangunnya dipengaruhi oleh struktur geologi. Sementara perairan dangkal di
antara pulau menciptakan laguna yang sangat indah. Dasar lautnya ditumbuhi
koral yang menjadi habitat beragam jenis ikan.
Itulah informasi yang terpampang menyambut kami di muka pulau.
Wayag, Raja Ampat || sanctuary @jelajahsuwanto |
Semua hal yang berasal dari perjuangan, tekad dan usaha gigih,
semestinya akan membawamu pada pencapaian spektakuler, berharga dan tak ternilai.
Puncak Wayag membuktikan!
Medan
trekking Wayag sebenarnya tidak terlalu tinggi, tapi jalur yang kudu dilalui
berupa tebing karst dengan permukaan tajam. Selain itu kemiringannya cukup
ekstrim, curam dan terjal. Tidak ada pengaman buatan atau tali-tali yang
dipasang untuk pegangan karena Wayag masih alami, dan sebaiknya dibiarkan
demikian. Batu kars yang kokoh, akar atau batang pohon bisa kita jadikan
pegangan sendiri. Agar lebih aman, percaya saja pada pemandu, ikuti petunjuknya
karena mereka telah terbiasa dan mengenal medan jelajah dengan baik.
Wayag, Raja Ampat || Trekking ke Puncak Wayag @jelajahsuwanto |
Perjuangan mendaki Wayag dengan membawa adek kecik yang berusia 5
tahun memakan waktu lebih kurang setengah jam. Terutama karena membawa anak
kecil, kami ekstra hati-hati. Dalam hal ini, anak yang paling tahu, apakah lanjut
naik atau tidak. Orang tua sama sekali tidak boleh memaksakan ego. Puji Tuhan,
Ken si penjelajah kecik excited
menuju Puncak Wayag. And, he did it!
Untuk pendakian ini sangat direkomendasikan memakai sepatu nyaman anti
selip. Daripada pakai sandal jepit mending nyeker tanpa alas kaki, seperti Om
Iwan, asisten motoris perahu kami. “Nggak sakit, udah biasa” katanya
santai. Celana pendek, kaos lengan panjang atau kemeja flanel merupakan pilihan
tepat untuk menahan paparan matahari di puncak sana. Jangan salah, sehabis dari
Wayag bagian leher sunburn loh, sun block ternyata dibutuhkan.
Wayag, Raja Ampat || When someday is today @jelajahsuwanto |
Puncak Wayag
bisa dibilang sempit dan tidak rata. Biar dapat angle foto yang bagus, harus agak ke pinggir tebing yang mana tanpa
pengaman. Maka demi keselamatan, anak-anak menunggu saja di bawah pohon sambil
mengaso.
Barang bawaan
juga perlu diperhatikan. Sebisa mungkin tidak menambah beban agar bebas
menikmati perjalanan dan fokus ke anak. Kami cuma gendong satu tas ransel
berisi tas kecil tahan air untuk dompet dan handphone, pouch mini untuk P3K,
secukupnya air minum dan cemilan manis buat jaga-jaga adek kecik kalau
kehabisan energi.
Wayag, Raja Ampat || Paradise @jelajahsuwanto |
Wayag, Raja Ampat || perairan teduh @jelajahsuwanto |
Dari ujung barat kepulauan Raja Ampat, di puncak Wayag, seluas mata
memandang tak ada yang pantas terucap selain pujian syukur untuk Sang Maha
Rahim. Memesona.
Kepulauan Wayag seolah sanctuary di tengah samudera. Bagian kelabu nun
di sana adalah lautan bebas dengan gelombang berdebur-debur, sementara di sini
perairannya teduh dengan warna yang menenangkan.
Keluarga Suwanto tak berlama-lama di puncak karena panas yang menyengat,
lagi pula anak-anak ingin segera bermain air. Siapa juga yang tidak tergoda
melihat warna laut secantik itu.
Wayag, Raja Ampat || menuruni hutan kars @jelajahsuwanto |
Menurut kami, turun lebih mudah daripada saat mendaki. Jalan yang tadi
dilewati masih terbayang. Namun, di tengah perjalanan turun, adek kecik terlalu
lelah untuk jalan sendiri. Dan seperti biasa, selalu maunya digendong sama
Bunda bukan Ayah. Baiklah Kecik, selama Bun masih kuat, let’s go!
Wayag memiliki ekosistem kars. Tanah di permukaan pulau tidak
terlalu banyak sehingga vegetasi yang tumbuh di atasnya juga khas. Pepohonan pantai, semisal Pandan Laut, Beringin dan Kwaru Laut tumbuh subur menaungi hutan.
Kami bertemu banyak biawak atau Soa-soa di pantai. Mereka sama sekali tidak
mengganggu, sudah terbiasa dikunjungi tamu-tamu tak dikenal sepertinya.
Wayag, Raja Ampat || Soa-soa, Biawak @jelajahsuwanto |
Aroma bekal makan siang kami mengundang Soa-soa mendekat. Memang
masakan Mace dari Talaip Homestay itu sungguh lezat. Entah mengapa makanan di Raja Ampat
selalu menggugah selera, padahal sama juga makanan rumah biasa. Tempat yang
indah bikin makan jadi lahap.
Satu hal yang mengganjal, di pulau alami yang cukup terisolasi, sampah
plastik kok ada saja. Sayang sekali kalau tempat seelok ini harus tercemari.
Jelajahsuwanto tak akan bosan mengingatkan, mari menjaga bersama alam ini, dari
hal paling kecil. Jika tidak bisa merawat jangan mengotori. Bawa pulang
sampahmu!
Wayag, Raja Ampat || Hanya milik kami, hari itu @jelajahsuwanto |
Wayag, Raja Ampat || Hanya milik kami, hari itu @jelajahsuwanto |
Hingga senja datang, tak bosan menikmati Wayag. Tak ingin ke lain tempat, hanya habiskan waktu bersama keluarga, anugerah berharga dari Tuhan di tempat
yang istimewa.
Puas bermain di pesisir, adek kecik bebas agak ke
tengah laut. Air sedang surut. Perairan Wayag juga dikategorikan cukup dangkal kurang
dari 15 meter. Perairan ini menjadi rumah dari beragam biota laut. Hiu sirip
hitam berenang santai melewati anak-anak yang sedang berkecipak-kecipuk. Terumbu
karang dan lamun tersebar di perairan. Kami juga mengumpulkan beberapa cangkang
kerang yang berserak di ujung pantai.
Wayag, Raja Ampat || Hanya milik kami, hari itu @jelajahsuwanto |
Wayag, Raja Ampat || When Someday is Today! @jelajahsuwanto |
Mungkin saja, Wayag bakalan jadi once-in-a-lifetime moment-nya
jelajahsuwanto. Buat sampai ke tempat ini, waktu dan perjuangannya juga
sepadan. Bila kesempatan itu datang lagi, masih banyak tempat yang ingin kami
jelajahi di Raja Ampat.
Terima kasih Wayag, saat memandangmu, semangat kami dibarukan. Tak ada
cita-cita yang terlalu kecil, tak ada mimpi yang mustahil. When Someday is
Today!
Wayag, Raja Ampat || When Someday is Today! @jelajahsuwanto |
Miracles will be, look at you and me, heaven helped us
to, believe that dreams come true
-Dreams Come True, Rebecca Holden
Tidak ada komentar:
Posting Komentar