Rabu, 10 Oktober 2018

Pantai Pal Marinsow, Tertinggal Di Sudut Senja

Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur | ©jelajahsuwanto
Pantai Pal Marinsow, Likupang Timur | ©jelajahsuwanto

 
Hiruk pikuk mengoyak kelembutan senja. Seorang ibu berjilbab hilir mudik meneriakkan sebuah nama. Juga, seorang bapak bercelana congkrang menyuarakan nama yang sama. Ya, mereka sepasang suami istri yang sedang mencari buah hatinya di Pantai Pal Marinsow.

“Saya tadi sudah naik di bis, pas mau jalan, baru sadar, anak saya tidak ada,” panik perempuan itu menjelaskan pada pelancong yang ingin tahu.

Satu hal yang harus kamu teladani dari orang Minahasa adalah rasa persaudaraannya. Torang Samua Basudara. Itu bukan slogan belaka, orang Minahasa sungguh menjiwainya. Semua ikut ambil bagian mencari anak yang hilang itu. 

Adalah kawasan pantai berpasir putih. Lazuardi sewarna langit memantul pada maha luas lautan. Rindu Keluarga Suwanto pada aroma laut, debur ombak dan putihnya pantai Sulawesi Selatan terobati di sini. Pantai Pal cukup mendekati keindahan pantai-pantai Bulukumba di Sulawesi Selatan. Di beberapa tempat pasir pantainya landai. Ada pula yang serupa tebing pasir, tempat favorit adek kecik berseluncur penuh keriaan. 

Jumat, 28 September 2018

Rambu Solok Tana Toraja, Kemeriahan Mengantar Keabadian

Semua bermula setelah tanjakan itu. Lelah menapaki undak-undakan Londa, gubuk peristirahatan kecil menarik kami. Di sanalah, semesta memeluk mimpi-mimpimu. Seorang Ibu dan kerabatnya tiba sementara kami mengaso. Mereka pun ngos-ngosan. Percakapan khas ibu-ibu meluncur begitu saja. Lalu, entah kebetulan yang mana Ibu setengah baya itu mengundang Keluarga Suwanto untuk datang ke pesta Rambu Solok keluarganya. Kami memang ingin sekali menyaksikan upacara sakral itu.

Apa itu Rambu Solok?

Rambu Solok adalah upacara adat kematian suku Toraja di Provinsi Sulawesi Selatan. Ritual upacara penyempurnaan kematian ini bisa jadi yang paling meriah dan mahal di Indonesia. Seorang kawan Toraja pernah mengatakan upacara kematian Rambu Solok merupakan yang terpenting dari rentang kehidupan seorang Toraja. Bahkan melebihi upacara kegembiraan, Rambu Tuka. Megah dan meriahnya Rambu Solok menentukan status sosial keluarga yang merayakan. 

Jumat, 18 Mei 2018

Paket Rekreasi di Kinaari Resort, Tak Harus Menginap!

Kinaari Resort
Kinaari Resort di pinggir tebing menghadap laut sulawesi | ©jelajahsuwanto

 
Sabtu yang hangat, Keluarga Suwanto semangat melakukan perjalanan menuju Likupang Barat. It’s family time, waktunya menjelajah. Kinaari Resort menjadi titik acuan ketika menyetel Google Maps. Sebenarnya, tujuan kami adalah pantainya.

Berkendara dari Manado menyusuri jalur Likupang adalah penjelajahan itu sendiri. Seperti sering diceritakan, jalan-jalan daerah di Sulawesi Utara itu walaupun beraspal mulus, tapi rasanya masih saja kurang lebar. Mungkin karena jalanan ibukota dan Makassar masih terekam di kepala. Ciri khas Sulawesi Utara lainnya tiada lain jalanan membelah bukit, turun naik melewati lembah. Sangat Ninja Hatori. Ribuan nyiur, perdu dan rerumputan hijau menghadirkan lukisan alam yang menemani perjalananmu. Seru, sejuk dan segar.
 

Rabu, 28 Februari 2018

Mendaki Nglanggeran, Hati-hati KETAGIHAN!

Memandang Semesta dari Puncak Gunung Api Purba Nglanggeran ©Jelajahsuwanto
Nglanggeran: Memandang Semesta dari Puncak Gunung Api Purba  ©Jelajahsuwanto


“Ayah, Bunda, kenapa ya, sekarang aku jadi suka naik gunung? Dulu aku cuma suka main di pantai, kan?, sulungku membuka percakapan. Petang semakin pekat, Keluarga Suwanto berkendara dalam perjalanan pulang menyusuri bukit bintang yang berkelap-kelip. Kami baru saja mendaki gunung api purba Nglanggeran.

“Aku juga suka naik gunung, iya kan, Bun?” si kecik 6 tahun segera nyamber. Langsung disambut gelak tawa seisi mobil. Adek kecik memang jenaka.

Siapa yang tak akan ketagihan, Nak? Pemandangan 360 derajat dari puncak gunung selalu mengingatkan betapa kecilnya kita. Hanya semesta saja yang paling megah, bukti kebesaranNYA. Ah, mendengar bicaramu, betapa bahagianya ayah bunda. Kecintaan kami pada alam menular dengan sendirinya pada kalian. Kini jelajah keluarga suwanto lengkap, travel kemana saja ayo! Mau mendaki gunung, lewati lembah, menyusur sungai, lompati samudera, Let’s go!

Senin, 05 Februari 2018

Tasik Ria Resort: Sentuhan Klasik yang Hangat



Tasik Ria Resort di waktu senja +jelajahsuwanto

Sore itu Keluarga Suwanto tiba di Tasik Ria Resort. Pak Suami akan menghadiri acara gathering kantornya, sementara saya dan anak-anak nebeng jelajah tipis-tipis. Kesan pertama ketika memasuki pekarangan resort ini adalah klasik dan nyaman. Deretan nyiur membuatnya rindang dan teduh. Apalagi, tak lama senja datang. Kami dapat menikmati momen sunset langsung dari muka kamar. Persis di depannya adalah perairan Pantai Tasik Ria yang tenang.

Tasik Ria Resort mudah ditempuh dari pusat kota Manado. Berlokasi di Teluk Tanawangko, hanya sekitar 45 menit atau berjarak kurang lebih 20km dari kota. Alamatnya tercatat berada di Jl. Raya Trans Sulawesi, Tasik Ria, Mokupa, Tombariri, Manado 95351. Untuk informasi dan reservasi, bisa melalui telepon: +62 431 824445, +62 431 824447, +62 431 824003. Fax: +62 431 823444 dan email: info@tasikria.com.

Minggu, 28 Januari 2018

Pantai Tasik Ria: Senja yang Merona Di Barat Daya Manado


Pantai Tasik Ria, senja yang sempurna +jelajahsuwanto

Semburat lembayung merona di langit utara sebuah tasik. Malu-malu ia bercengkerama dengan surya keemasan. Kami memandangnya dalam diam, tak ingin mengusik perpaduan senja selembut itu. Adalah Pantai Tasik Ria, salah satu tempat dengan pemandangan senja terbaik di Manado.

Weekend escape Jelajah Suwanto kali ini sambil menyelam minum air. Menemani Pak Suami gathering kantor, anak-anak dan emaknya jelajah tipis-tipis. Pantai Tasik Ria tidak terlalu jauh dari rumah ataupun pusat kota Manado. Waktu tempuh berkendara kurang lebih 30 menit atau sekitar 20km menuju barat daya. Lokasinya berada di pinggir jalan raya Trans Sulawesi di daerah Mokupa, Tombariri, Minahasa.

Kamis, 25 Januari 2018

Urongo Tondano Lake Not Just Tree House

+jelajahsuwanto di Tondano Lake Not Just Tree House


Minggu di penghujung Oktober 2017, Keluarga Suwanto meninggalkan Manado. Tujuan kami jelas, Puncak Urongo di Tondano. Setelah beberapa kali kecewa karena tak jodoh menikmati Danau Tondano, kali ini kami tidak boleh gagal. Apalagi sekarang objek wisata Tondano tak hanya hamparan danau. Sedang happening spot instagramable di Puncak Urongo, masih di sekitaran pesisir danau.

Tondano letaknya hanya sekitar 40-45 km dari Manado. Perjalanan santai di hari weekend kira-kira menghabiskan waktu antara 1 sampai 1,5 jam. Keluarga Suwanto mengambil jalur Manado-Tomohon-Tondano. 
Posisi Tomohon berada di atas Manado dan Tondano. Medan yang dilalui cukup menanjak, naik turun dan berkelak-kelok. Kiri kanan jalan diapit tebing dan lembah dengan tanaman tropis sebagai mahkotanya. Berkendara di sepanjang jalur ini saja, sudah cukup menenteramkan hati.

Senin, 02 Oktober 2017

SkyScanner Dan Cerita Jelajah Anak Rantau

Pulau Kecil yang tertangkap kamera, dalam perjalanan menuju Makassar | © jelajahsuwanto
Pulau Kecil yang tertangkap kamera, dalam perjalanan menuju Makassar | © jelajahsuwanto
 
 
New Hello
“Bun, aku promosi…, tapi ke luar pulau…, gimana?” Siang itu, masih terngiang suaranya di seberang telepon. Aku bangga dan berbahagia untuk suamiku, tapi mengapa ruangan kantor itu nampak indah, menahanku untuk tetap tinggal di Ibukota yang penuh gairah. Promosi suami, resign dari pekerjaanku sendiri, negeri orang, pindah sekolah anak, jauh dari orang tua sanak keluarga, semuanya berkecamuk meminta porsi.

Saya dan Suami menyukai perjalanan. Masih membekas jawaban seorang Senora di film The Way, ketika ditanya pernahkah ia pergi ziarah ke Santiago de Compostella. Ia mengatakan “No never, when I was young, I was too busy, and now that I am older, I’m too tired!”.
Tidak, saya tak ingin terjebak dalam rutinitas semu seperti Senora tersebut. Tidak juga berlindung di balik alasan pekerjaan maupun anak-anak. Saya siap merantau dan mengenalkan anak-anak pada indahnya perjalanan.

Maka demikianlah, setelah melalui diskusi suami istri, pergumulan doa, dan restu orang tua, Keluarga Suwanto siap terbang menemukan “new hello” ke tanah rantau.

Kamis, 31 Agustus 2017

Makam Tuanku Imam Bonjol Lotta Minahasa

Makam Tuanku Imam Bonjol di Lotta, Pineleng, Minahasa, Sulawesi Utara | © Jelajahsuwanto
Makam Tuanku Imam Bonjol di Lotta, Pineleng, Minahasa, Sulawesi Utara | © Jelajahsuwanto
 
 
Suatu Sabtu sore yang sejuk kami menepikan mobil di pinggir jalan lingkar Manado. Buah Matoa dan Durian Montong di mobil bak itu tampak menggiurkan. Manado memang surga buah lokal menurutku.
“Buah ini asalnya dari Lotta. Ada perkebunan di sana,” demikian bapak penjual buah itu menjawab pertanyaanku tentang muasal buah-buahan ini. Lotta, sebuah tempat dengan nama yang unik. Ada perkebunan buah macam matoa dan durian? Ah, tentu saja membangkitkan hawa-hawa menjelajah. Dan esoknya, Keluarga Suwanto berangkat menuju Lotta. Tak direncana, ternyata kami malah berkunjung ke Makam Tuanku Imam Bonjol.

Senin, 28 Agustus 2017

Bukit Pulisan: The View From The Hill Are Breathtaking!


Pemandangan dari Bukit Pulisan, Likupang Timur, Minahasa Utara, Sulawesi Utara +jelajahsuwanto
Pemandangan dari Bukit Pulisan, Likupang Timur, Minahasa Utara, Sulawesi Utara +jelajahsuwanto


Ikuti hatimu! Bisa dibilang itu adalah falsafah dasar jelajah Keluarga Suwanto. Sejauh ini mengikuti kata hati terbukti akan menuntun, membebaskan dan memberi damai. Seperti jelajah Bukit Pulisan. Kami telah berpamitan pada Pantai Surabaya tengah hari tadi, chek in di Cassabaio dan siap bermain ke Pantai Pal di Desa Pulisan yang terkenal berpasir putih.

“Ayah pernah lewat jalan ini, waktu kalian belum datang ke Manado,” sembari menyetir Pak Suami bercerita.
“O ya? terus apa yang ada di sana?”, balasku antusias. “Jalannya mentok, terus Ayah balik arah. Kita coba lagi yuk?”

Seketika semangatku menular pada anak-anak di jok belakang. Mereka bersorak gembira. Ayo menjelajah!

Jumat, 25 Agustus 2017

Pantai Surabaya: Potensi Wisata Likupang Timur Yang Terlupakan?

Pantai Surabaya, Wineru, Likupang Timur +jelajahsuwanto
Pantai Surabaya, Wineru, Likupang Timur +jelajahsuwanto

Siang itu, Kamis di bulan Juli 2017, Keluarga Suwanto dalam perjalanan menuju Likupang. Di saat orang lain mudik merayakan Idul Fitri baiklah kita melipir mengobati rindu kampung halaman. Google Maps menunjukkan beberapa meter di depan adalah Pantai Surabaya. Berhubung ini jelajah ala-ala keluarga, kami belok saja menuruti rasa ingin tahu. Sangat fleksible.

Sekitar 500 meter dari jalan utama, sebuah tugu informasi bertuliskan Pantai Surabaya. Di sepertengah jalan, tadi
kami berpapasan dengan gerobak Pak tani yang ditarik dua ekor sapi gemuk. Syukurlah Pak tani sigap menepikan gerobaknya dalam jarak aman. Jalan-jalan di Manado memang agak sesak menurut saya.
 

Rabu, 23 Agustus 2017

Hutan Pinus Lahendong Tomohon Perlu Berdandan Kembali

hutan pinus lahendong tomohon
Hutan Pinus Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara +jelajahsuwanto

Apa yang terlihat cantik di foto, indah dan menawan, belum tentu aslinya se-spektakuler itu. Minggu yang cerah Keluarga Suwanto meninggalkan Manado. Hutan Pinus Lahendong menjadi pilihan kami hari itu. Di media foto-foto Hutan Pinus Lahendong nampak memukau. Penasaran kami akan terjawab. Semangat menjelajah.

Beberapa hari belakangan Manado memang bermandi matahari. Mungkin, panasnya cuaca berdampak pada keringnya rumput-rumput di pelataran Lahendong. Sekilas terlihat gersang.
Seorang Nyong muda menyambut kami. Tiket masuk objek wisata unggulan Tomohon ini Rp.20.000,- per orang. Anak balita free. Tiket dapat ditukar dengan segelas kopi atau teh dan Pisang Goroho Goreng di kafe. Letaknya di muka sebelum masuk area wisata.

Kamis, 03 Agustus 2017

Rammang-Rammang: Sungai Pute hingga Padang Ammarrung


Mendaki Padang Ammarrung Rammang-Rammang, Maros, Sulsel +jelajahsuwanto
Rammang-Rammang, Maros, Sulsel: Mendaki Padang Ammarrung +jelajahsuwanto

Suatu hari di bulan November, serombongan sahabat tertawa gembira di ketinggian Padang Ammarrung di tengah gugusan karst Rammang-Rammang. Siang itu terik, seterik jiwa petualangan mereka. 
Semenjak membaca liputan Festival Full Moon Rammang-Rammang, pesona kawasan karst ini kian menggoda. Rammang-Rammang sendiri termasuk di dalam kawasan karst ketiga terbesar dunia. Luasnya membentang sekitar 45.000 hektare dari Kabupaten Maros hingga Kabupaten Pangkajene & Kepulauan (Pangkep). Selain Rammang-Rammang, Taman Nasional Bantimurung, termasuk di dalamnya. 

Senin, 17 Juli 2017

Ranger Station : Suaka Alam Perairan Raja Ampat Wagieo Sebelah barat


Ranger Station Raja Ampat JelajahSuwanto
 Ranger Station Raja Ampat, Suaka Alam Perairan (SAP) Waigeo Sebelah Barat +jelajahsuwanto

Setelah berdebar-debar melewati ayunan ombak, Keluarga Suwanto memasuki wilayah tenang. Pasir putih nun di sana memendarkan tosca, biru kehijauan pada air laut. Lalu menyebarkan damai pada kami yang baru saja lepas dari was-was di atas boat. Pulau hijau yang membentengi perairan teduh ini termasuk pada zonasi Suaka Alam Perairan (SAP) Waigeo Sebelah Barat. Orang lebih mengenal kawasan SAP ini sebagai Ranger Station. Biasanya wisatawan yang akan menuju Laguna Wayag akan dibawa ke tempat ini terlebih dahulu. Ranger Station bisa dikatakan sebagai gerbang menuju Wayag. 

Rabu, 17 Mei 2017

Danau Tondano Masih Kelabu Pesonamu

Kelabu sehabis hujan Danau Tondano, Tondano, Sulawesi Utara +jelajahsuwanto
Danau Tondano, Tondano, Sulawesi Utara; Kelabu sehabis hujan +jelajahsuwanto

“Tahukah kamu mas, apa danau terluas di Provinsi Sulawesi Utara?”, tanyaku memecah gerimis. Sabtu siang itu, Keluarga Suwanto kembali napak tilas menyusuri jalur Air Madidi menuju Tondano. 

“Aku tahu, pasti Danau Tondano”, jawab si Mas dengan mantap.
Yess, seratus buat kamu Mas”, aku menimpalinya senang.

Ini adalah kedua kalinya kami mengunjungi Tondano. Suasananya nyaris sama dengan kunjungan kami yang pertama, hujan. Ah Tondano, tak maukah kau bersahabat denganku?

Senin, 08 Mei 2017

Talaip Homestay: Sanctuary Di Mulut Teluk Aljui Waigeo Barat

Talaip Homestay, Raja Ampat; semburat merah daun Ketapang Laut +jelajahkeluargasuwanto
Talaip Homestay, Raja Ampat; semburat merah daun Ketapang Laut +jelajahkeluargasuwanto

Hari menjelang senja, ketika Boat Kawe Star merapat di dermaga Talaip. Sebuah jembatan yang tersusun dari jalinan kayu, memanjang hingga ke tepi pasir putih. Jetty, demikian sebutan untuk dermaga atau jembatan kayu di Raja Ampat. Tepat di muka homestay, di ujung jetty yang eksotis, Ketapang Laut menyambut Keluarga Suwanto. Meski Ketapang Tua ini sedang menggugurkan daun-daun, semburat merah yang tersisa tetap memancarkan keanggunannya. Siapa tidak terpesona?

Kamis, 06 April 2017

Raja Ampat Unfinished Journey

Wayag Raja Ampat
Raja Ampat: Father&sons; Ayah yang berbahagia membawa buah hatinya ke Puncak Wayag, surga Indonesia Timur +jelajahsuwanto

Raja Ampat adalah wish list jelajah Keluarga Suwanto sejak dua tahun lalu. Bahkan, demi mewujudkan mimpi tersebut, Bunda menempel brosur Raja Ampat di tempat yang tak akan luput dari pandangan. Waktu terus berjalan, Raja Ampat tak selalu di benak, apalagi Keluarga Suwanto ternyata malah pindah ke Utara Sulawesi. 
Mungkin cara kerja semesta itu berlaku. Tak tahu tepatnya kapan, sekilas saya melihat di koran lokal, telah dibuka penerbangan langsung Manado-Raja Ampat. Wah, Raja Ampat bersemi kembali.


Mendadak Raja Ampat

Ayah mau kasih kabar nih, Ayah bisa cuti tanggal 30 Maret-2 April ya, …”, tiba-tiba Pak Suami mengejutkanku. Hari itu sekitar seminggu sebelum keberangkatan.
Tidak pernah ada peristiwa kebetulan dalam hidup bagi mereka yang percaya. Keluarga Suwanto telah mengamini dan menghidupi kalimat itu.
 
Dan akhirnya pada tanggal tersebut, Keluarga Suwanto spontan “Mendadak Raja Ampat”.

Selasa, 21 Maret 2017

Danau Linow, Kumpulan Air dan Kepingan Surga

Danau Linow, Tomohon, Sulawesi Utara; Kepingan surga +jelajahsuwanto
Danau Linow, Tomohon, Sulawesi Utara; Kepingan surga +jelajahsuwanto

Hari menjelang senja ketika Keluarga Suwanto memandang jauh ke seberang danau. Pemandangan alam yang luar biasa bukan? 
Gubuk-gubuk kecil nun di sana, kepulan asap belerang dan dinding hutan hijau. 
Hati mana yang tak luluh melihat keagungan Sang Kuasa.

Ayah, sementara aku katakan Danau Linow lebih keren dari danau di New Zealand”, kataku terpesona sambil tetap memandang jauh ke seberang danau.
Baiklah, sampai kita membuktikannya sendiri”, timpalnya. Kurasa, si Ayah juga terpukau.
 
Bau belerang tercium samar-samar ke tempat kami duduk. Padi yang tengah menghijau, pohon-pohon pisang, ladang dan ternak sapi menandakan kehidupan para petani. Ada tangan-tangan penuh harapan yang merawat alam menjadi sesubur itu.

Entah mengapa ada perasaan damai, betah sekali memandangnya.

Minggu, 20 November 2016

Kete Kesu: Desa Adat yang Mistis

hiruk pikuk pengunjung di desa ada Kete Kesu Tana Toraja || JelajahSuwanto
Hiruk pikuk pengunjung di desa adat Kete Kesu Tana Toraja || jelajahsuwanto


Kete Kesu sedang hiruk pikuk ketika Keluarga Suwanto datang. Nanti malam akan digelar Toraja International Festival. Panitia berpacu dengan waktu mempersiapkan panggung bernuansa etnik. Sementara Wisatawan mancanegara dan domestik berbaur di desa adat ini. Penuh dan ramai. Masing-masing tak mau kelewatan mengabadikan deretan Tongkonan di kompleks desa adat Kete Kesu.

Kete Kesu hanya sekitar 15-20 menit dari Rante Karassik. Secara Administratif Kete Kesu berlokasi di Bonoran, Tikunna Malenong, Sanggalangi, Rantepao, Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Keluarga Suwanto mengikuti petunjuk jalan, seperti diarahkan Pak tua yang kami temui di situs cagar budaya Rante Karassik.

Senin, 24 Oktober 2016

Rante Karassik, Kuburan Purba di tengah Pemukiman Rantepao

Kawasan Situs Cagar Budaya Rante Karassik Rantepao Toraja Utara || JelajahSuwanto
Situs Cagar Budaya Rante Karassik Rantepao Toraja Utara || JelajahSuwanto

Menyambut pagi pertama di Rantepao, Keluarga Suwanto begitu antusias. Kami memang belum menyiapkan itinerary yang pasti. Pokoknya, menjelajah Toraja. Itu saja.

Ketika resepsionis Hotel Indra menyodori peta wisata Toraja Utara, kami langsung semangat ingin menyambangi sebanyak mungkin tempat yang unik di tanah para raja ini. Jumat pagi, kami memutuskan akan melihat Rante Karassik terlebih dahulu. Karena jaraknya yang sangat dekat dari Hotel Indra, Rantepao. Tertulis lebih kurang 1 Km.